Komersialisasi Lahan Kuburan
Mungkin tak banyak dari kita yang berfikir, bagaimana
kondisi kita setelah nanti atau lusa sudah meninggalkan dunia ini untuk
selamanya. Apakah kita sudah terlepas dari urusan dunia yang membelit kita
selama ini ketika semasa hidup ? Apakah nanti didalam tanah yang kering
kerontang, kita sudah bisa beristirahat dengan tenang & damai ?
Pertanyaan demi pertanyaan ini,selalu mengganggu
benak pikiran saya atau bahkan anda semua tentunya selama ini. Kita mungkin selalu
& selalu berfikir, tentang segala sesuatu yang kita tinggalkan pada
nantinya baik itu yang sudah terselesaikan maupun belum itu semua sudah
menjadi tanggung jawab keluarga kita pada nantinya, yang akan
menyelasaikan masalah itu dari mulai hutang, masalah pribadi sampai harta
warisan.
Tapi pernah kita berfikir tentang sebuah
dilema, lahan kuburan ketika kita meninggal nantinya ? Karena saat ini
& kedepan, lahan kuburan atau pemakaman secara perlahan tetapi pasti sudah
menjadi komoditi bisnis yang menguntungkan bagi sebagian pihak yang
tidak bertanggung jawab. Dimana setiap tahun atau bahkan bulan, anda harus
& wajibkan dikenakan biaya sewa tanah yang anda tempati ketika
telah tutup usia.
Secara tidak langsung, lahan kuburan seolah
bagaikan rumah kontrakan yang ada ditempati saat ini jadi ketika anda mampu
membayarnya setiap bulan maka anda boleh tinggal selama disana tapi
sebaliknya ketika anda tidak mampu lagi membayarnya anda harus angkat kaki dari
sana mau tidak mau.
Begitu juga sama halnya dengan potret lahan
kuburan di Indonesia atau negara lainnya dipenjuru dunia pada umumnya. Seolah
tidak ada ruang & tempat bagi warga miskin didunia saat ini,yang
sudah susah hidup ketika masih hidup plus ditambah dengan masalah ketika sudah
tiada.
Seharusnya lahan kuburan bukan dijadikan alat
untuk mengeruk keuntungan dari segelintiri jiwa – jiwa yang kosong yang akan
menempati sejengkal lahan tersebut pada nantinya.Karena bagaimana pun,ada hak
& kewajiban moral sebagai mahluk sosial untuk saling tolong menolong
kepada sesama manusia yang masih hidup maupun yang sudah tiada membutuhkan
uluran tangan kita tanpa embel – embel tanda jasa berbentuk materi atau soroton
kamera media massa.
Kesimpulan
: Ketika
kita sudah membicarakan masalah nyawa mahluk hidup & sesama manusia,maka
disana seharusnya sudah tidak ada lagi perhitungan untung & rugi.
kuburan sewa berlaku dikota besar kali yah, kalau didesa kayaknya gratisss
ReplyDeletewah gak baik tuh kalau kuburan di jadikan alat untuk meraupkan keuntungan
ReplyDeletebetul kata jiah al jafara, dilema tersebut berada di kota-kota besar yang memiliki lahan terbatas, sedang kan didesa-desa, sepertinya masih gratis.;)
ReplyDelete@Stupid Monkey : mungkin sekarang masih gratis,pertanyaan apakah 5-10tahun lagi masih gratis ?
ReplyDeletekarena setiap hari ada ratusan ribu bahkan jutaan manusia yang lahir & meninggal,apakah lahan didesa akan selamanya luas ?
sebetulnya sih yang udah mati gak mempermasalahkan. jelas dong. tapi yang ingin ziarah rasanya kan terdzalimi dengan peraturan.
ReplyDeletesemuanya memang titipan saja. kenyataan jadi orang miskin selalu tersingkirkan. tapi mereka ini penghuni surga terbanyak loh, orang kaya, apalagi petinggi yang dzalim malah calon penghuni neraka.
kita memang perlu memperjuangkan ketidak adilan, tapi akhirnya serahkan pada Allah. Dan sedikit egoislah, berusaha menyelamatkan diri sendiri dari kemiskinan dan kebodohan
Ha??? eh ini serius?? aku baru tau kalo ada bisnis macam itu. kalo beli, memang setahuku iya. tapi kalo nyewa??? sampe kapan?? sampe anak cucu tujuh turunan?? Gak habis pikir dehh.
ReplyDeleteOOT: mas Andy, aku udah lama loh nyobak pasang link blog ini di reading list-ku di side bar. tapi kok mesti gak bisa ya?? jadinya kalo ada postingan baru tetep gak bisa muncul. "mbencekno" kalo kata orang jawa. hihi
namun itulah mengapa manusia dihargai mas andy.....
ReplyDelete:)
makanya mending dikremasi ya..biar gak abisin tempat kuburan
ReplyDeleteiya pernah denger katanya ada kuburan kontrak kaya rumah kontrakan gtu ada ongkos sewanya >,< ckckckck
ReplyDeletetega deh tuh orang yg nyewain
Tapi aku pengen tuh nanti dikubur di kompleks perkuburan yang keren itu, yang punya Ciputra itu, hehehe..
ReplyDeleteInsya Alloh orang tua juga mau aku kubur di sana. Tapi bukan berarti aku mau mereka cepet meninggal, ya, cuma supaya terjamin saja.
Ya mau gimana lagi, ada uang ada barang, toh? :)
aku juga kesal, kuburan dijadikan ladang bisnis, sudah mati masih dipersulit, Indonsia banget :(
ReplyDeleteSekarang tak ada lagi istilah kuburan 'sepi' kalau di kota-kota besar...Kuburan dijadikan tempat judi, main layang-layang, bola..
ReplyDeletedi lingkungan rumah saya, dulu sempat ada iuran lahan kuburan ini. jadi hasil iurannya itu digunakan untuk membeli lahan khusus pemakaman warga yang nantinya meninggal dunia. miris sih yah, sekarang sudah susah menemukan lahan untuk pemakaman, kalau pun ada pasti sewa, telat bayar sewa ya sudah siap2 saja makam tersebut disewakan kepada orang lain.
ReplyDeleterepot jg ya hidup 'n mati di kota besar, hidup susah, mati pun sulit.. klo di desa mgkn masih gratis kali ya..
ReplyDeletebaiknya di larung ke laut kali ya? awas aja terdampar di pulau.., bisa2 heboh penghuni pulau!
ReplyDeletega berperikemanusiaan, ngga ada tenggang rasa, kuburan aja harus bayar sewa ? ckckckk, sama aja berdiri diatas penderitaan orang lain
ReplyDeleteSubhanallah
ReplyDeletejadi miris banget nih jadinya, andy T__T
Wah kalo di kampung saya, kuburan masih gratis mas.
ReplyDeletemungkin kalo di kota harga tanah udah mulai mahal kali ya.
aih, di kota mah apa-apa juga dijadiin bisnis..
ReplyDeletesaya bingung mo komen apa mas, tapi yang pasti saya suka dengan kesimpulannya karena ini adalah inti dari postingan sampean. "Ketika kita sudah membicarakan masalah nyawa mahluk hidup & sesama manusia,maka disana seharusnya sudah tidak ada lagi perhitungan untuk & rugi." :)
ReplyDeleteMau bagaimana lagi, Indonesia kan sudah begini... Tapi alhamdulillah di kotaku tak ada kuburan yag bersistem kontrakan
ReplyDeleteRegards,
Follow me: @elloaris
saya tinggal di kampung, mas.
ReplyDeletekekhawatiran yang sama yang saya rasakan adalah nanti beberapa tahun yang akan datang. kita mudah sekali tergerus perubahan yang kadang tidak sesuai. Syukur selama ini pihak tetua kampung, selalu memberikan contoh, wejangan dll.
bisnis adalah bisni tanpa memandang temen sodara keluarga pacar/tunangan itu lah pemikiran orang2 yang rakus/ambsius berelbihan tanpa memperdulikan hak2 masing2,,jaman duit mreka bilang ,,semua pake duit bahakan kencing pun pke duit hahahahah...(kaya diterminal)
ReplyDeleteemang ga ada tempat lagi apa di dunia ini?
ReplyDeletehem, tapi kalo aku misalnya mati nanti aku yah mana bisa mikir lagi toh mas ? hehehee :P
ReplyDeleteWah, nggak sengaja.
ReplyDeleteposting kita sama-sama tentang kematian :) segera check post terbaru aku ya..
Wah, bener-bener miris kalo beneran lahan kuburan dijadikan bisnis.. :'( nyeseek
inilah kenyataan yang benar benar sedang kita rasakan, untuk itu marilah kita sebagai jiwa jiwa yang mengerti jiwa jiwa yang diberi kesadaran akan hal ini, berusaha menyadarkan dan mengubah pola pikir manusia manusia yang seperti itu
ReplyDeletesalam silaturahmi
betul gan, bahkan ada kuburan elite ndak hanya rumah elite....
ReplyDeleteKlo di kota kecil sih masih gratis.....cuma rebutan lokasi saja mw yg dkt strategis atau ndak.
dikota kuburan saja mahal ya :)
ReplyDeleteJadi ingat cerita cita2 seorang sahabat, dia ingin punya investasi amal berupa tanah pekuburan, biar orang miskin gak bingung kalau mau beli atau sewa kuburan ...
ReplyDeleteOOT: Mas Andy, dapat award darikuu. di terima yaaa :D
ReplyDeletehttp://aarmaee.blogspot.com/2012/01/bikin-blog-baru.html
money talks...even when you're dead man :)
ReplyDeleteItu enaknya kalau tinggal di desa, yang masih punya lahan besar ngga perlu repot mikirin mayit. Cukup di kebun mereka :)
ReplyDeleteadduuhhh buat urusan kburan aja d komersilin,dah semakin tua dunia ini
ReplyDeleteWah tulisan ini contras banget dengan tulisan saya untuk Indonesia Banget (Posting bulanan saya). Disitu saya menulis ttg perkuburan sumatra barat yang berbeda dr jakarta.
ReplyDeleteDi kota memang bayar tapi diPadang tanah turunan jadui gratis.
di jakarta setau aku kuburannya itu ada kontraknya ya. trus kalo misalnya abis kontrak dan ga mau bayar itu kuburannya ditumpuk gitu sama yg baru..kalo ga salah denger sih yg ditanah kusir kaya gitu.
ReplyDeletewewwwww... mudah2an kuburan deket rumah gak gitu2 amatt.. #lohh?
ReplyDeleteperlu wawancara sama yang kontrak ato kena gusurr dikuburan.. #tragisss
baru tahu aku ada bisnis lahan kuburan
ReplyDelete