Kisah Dari Balik Cadar
Terlalu dini, untuk mengatakan hidup ini sangat
indah, disaat usia kita masih muda atau bahkan baru beranjak dewasa. Mungkin
inilah penggalan beberapa penggalan bait kata, dari sekian kalimat sederhana, yang
keluar dari mulut mereka, wanita – wanita bercadar tertutup. Yang kerap kita
jumpai, terlebih ludahi, setiap kali, berpapas mata.
Aneh memang. Sesuatu yang baik, terkadang kadar
sangat rendah di negeri ini. Dan yang jahat, justru sebaliknya, kadar sangat
tinggi. Entah, mengapa seperti itu. Inikah, yang di sebut degrasi moral.
Modernisasi, terkadang menimbulkan banyak masalah. Dan salah pengertian, yang
menyesatkan.
Bhinneka Tunggal Ika, hanya sebuah semboyan, tak
lebih, dan tak kurang. Saat ini, dan mungkin juga nanti. Hal inilah, hal yang
sering mereka rasakan, sebagai seseorang wanita yang bercadar. Lebih sering di
caci dibanding di puji. Dan siapa yang sangka, ketika dewasa kelak. Mereka akan
mendapatkan stigma negatif, didepan nama mereka. Teroris, adalah
julukan yang sering melekat dalam diri mereka.
Meski dahulu & kini, mereka tak pernah
mengenal apa itu makna dari kata Teroris yang sebenarnya. Identitas, yang
entah dari mana asal usulnya. Secara tiba-tiba datang. Namun, tak kunjung mau
pergi. Mungkinkah, setiap teroris, sebelum beraksi selalu memakai cadar ?
Rasanya tidak, hanya segelintir orang sok beriman, yang memanfaatkan cadar
sebagai penutup kesalahan mereka. Demi, tak menuai malu dikemudian hari.
Terkena kasus korupsi, adalah satu satu contohnya.
Benar atau tidak, namun inilah realita yang
selalu berbicara fakta nyata. Dari pada sekedar retorika belaka. Hanya karena
memakai cadar tertutup, yang tak selayaknya dikenakan oleh wanita pada umumnya.
Sehingga, bisa di jadikan bahan pergunjingan baru di sekitarnya. Seolah, tak
punya bahan pergunjingan, lantas apa saja di halalkan demi kepuasan mulut.
Mereka yang tak paham atau kami yang
sebenarnya tak paham, biarlah kami sendiri ya tahu jawabannya, cepat atau
lambat. Disaat wanita pada umumnya, sering tampil seksi nan penuh sensasi.
Layaknya sosialita kaum urban saat ini. Yang selalu berdandan menor, penuh
depul make up disekitar bagian kerut wajah, layaknya pelacur jalanan yang siap
digoda. Aneh mungkin kalimat yang sering mereka keluhkan dari peralihan
detik menuju menit.
Sementara mereka, hanya termenung sepi &
sendiri di sudut kamar mungil. Akibat gosip murahan sekitar, hingga terasing
dari pergaulan adalah pengalaman paling konkret, yang sering mereka rasakan
hingga tak tahu mana itu teman mana itu lawan. Hak asasi, mereka seakan di
lucuti sebagai kaum hawa. Padahal mereka juga wanita normal seperti wanita
pada umumnya yang bisa hamil, menyusui hingga melahirkan.
Sudahlah memang terkadang hukum sosial manusia
lebih kejam, dari pada hukuman Tuhan. Hingga hal sepele pun, terkadang menjadi
besar & berkembang menjadi hal negatif. Hidup memang menyajikan banyak
pilihan, singkatnya memang begitu. Ketika ditanya mengapa mereka memilih hal
tersebut. Meski dibalik itu semua kita tahu, ada alasan agama yang menjadi
faktor utama & penentu, yang tidak bisa di hindari begitu saja oleh mereka.
Karena religuisitas manusia kepada Sang
Pecipta, mempunyai hukum mutlak yang tak bisa diganggu gugat. Terkecuali sudah
melanggar norma kehidupan & kita pun ketahui akan aturan mainnya. Namun terkadang
lupa, akan praktek dikehidupan nyata.
Kesimpulan : Berbeda bukan alasan untuk tak
saling menghargai satu sama lain.
sip, bner banget. orang2 pada benci kalau ngeliat wanita bercadar, padahal itu berfungsi untuk menutup aurat. Mereka saja yg tidak sadar...
ReplyDeletesetidaknya,,,keberadaan mereka utk tampil beda, itu yg slalu ku kagumi...
ReplyDeleteberbeda adalah alasan untuk saling melengkapi.
ReplyDeleteMengenai mengenakan cadar, dulu di kampus sudah hal biasa kok kalau ada yg pakai cadar, dan kami berinteraksi secara akrab juga
Hidup adalah pilihan, memilih untuk hidup damai dengan tujuan akhirat atau melilih untuk disibukkan dengan dunia.
ReplyDeleteDan hidup pun perlu seimbang, antara dunia dan akhirat. Tergantung bagaimana kita menjalaninya.
Terima kasih telah me-mention twit saya untu membaca tulisan Anda :) (@Denishaesa)
semestinya kita bisa menghargai sodara-sodara kita yang sedang berusaha melakukan syariat agama secara sempurna ya...
ReplyDeletemasyarakat awam kali yaa yg suka berpendapat begitu.
ReplyDeletekalau aku melihat wanita bercadar
ReplyDeleteitu suatu hal biasa dan ga heran karna itu hak dia menutupi aurat walau memang terlihat sepintas kaya teroris ...
saya sangat kagum dengan beliau yang mengenakan cadar. menurut saya, merekalah simbol ketaatan masa kini, dimana banyak tantangan dan teknologi telah maju pesat.
ReplyDeletecadar juga dpt berguna untuk menghindari tindak kriminal :D
ReplyDeletepakai cadar itu opsional kok... yg utama aurat perempuan tertutup (muka dan telapak tangan boleh terlihat)
ReplyDeletesedang cadar berguna mengurangi jumlah fitnah
ehm. iya juga ya gan, munkin ini adalah salah satu pola pikir bangsa barat yang menuduh mereka teroris agar orang orang malu untuk mengenakan cadar wabil khusus jilbab.
ReplyDeletejustru harusnya dgn adanya perbedaan itu makin mempererat rasa persaudaraan.
ReplyDeletebukankah perbedaan itu indah?
sebenarnya perbedaan itu sangatlah indah kalau dimaknai dengan hal positif, mengenai penilaian terhadap wanita yang berhijab, maaf, itu hanyalah sbahagian kecil saja dari penilaian oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap Islam, karena sebahagian besar masih positif responnya terhadap wanita berhijab...karena itulah salah satu identitas Muslimah yang membuatnya jadi indah dalam pandangan ALLAH :)
ReplyDeleteHmmm... susah deh kalau memberikan pendapat soal cadar ini.. Emang masyarakat udah seperti itu yak.. dan sayangnya orang yang bercadar kebanyakan gak mau bergaul dengan orang yang gak bercadar juga.. Jadi susah deh terjalin komunikasinya..
ReplyDeletePerbedaan itu yang menjadi warna dan bumbu kehidupan ini :)
ReplyDelete@nendenpuputri
sependapat sama Niee
ReplyDeleteSaling menghargai dan menghormati pilihan orang lain tentu tak akan memunculkan diskriminasi ya...
ReplyDeleteterbiasa berinteraksi dgn yg semi-telanjang...mkaanya jdi aneh saat berinteraksi dgn y gtertutup...hy soal kebiasaan sj
ReplyDeletesemua tergantung ahlaknya.
ReplyDeletebercadar itu sebenarnya banyak manfaatnya loh! Selain wanita jadi aman (lelaki ga berani godain) juga cadar bisa melindungi pemakai dari debu dan polusi! Sekarang banyak kan orang kemana2 pake masker. Kalo buat yg berjilbab trus pake masker, itu sama saja dengan cadar. Sama cuma beda bentuk dan nama!
ReplyDeleteBenar sekali, mari saling menghargai satu sama lain, meski berbeda.
ReplyDeleteperbedaan itu rahmat bukan?
ReplyDeletelayaknya pelacur jalanan yang siap digoda << apa ga terlalu frontal ya bahasanya? :)
ReplyDeletejangankan wanita yang berpakaian sexy, wanita2 berjilbab biasa pun kadang jengah dengan wanita bercadar, entahlah, mungkin memang sudah tiba masanya di mana perbedaan di sikapi secara verbal, dan bahkan kasar
tidak dipungkiri bahwa itu adalah fakta sekarang. saat ini ibarat pelacur lebih disayang daripada wanita bercadar... yaa mau gimana lagi
ReplyDeleteItu karena perang budaya sehingga ada sebagian orang yang termakan isu tersebut. Coba perhatikan saja, setiap yang dianggap teroris yang semula berpakain biasa entah mengapa terus bisa bercadar atau bersurban saat masuk berita.
ReplyDeletesetujuuu.. Hal yg berbeda bukan jd alasan untuk diperangi. Mnrtku org yg bercadar adl mrka yg kuat mempertahankan prinsip. Marilah sama2 saling menghargai dan toleransi
ReplyDeletedan mungkin itulah tantangan bagi manusia yg taat padaNya.. :)
ReplyDeletejika saja bercadar dianggap lumrah dan katakanlah ngtren. mungkin semua wanita tidak merasa istimewa saat bercadar..
tapi dengan ini.. keimanan mereka diuji... dan mereka bisa membedakan antara "merasa berbeda" atau "merasa istimewa" dengan bercadar...
dan tentu aja.. cadar hanyalah salah satu contoh kecil.. yg kadang terlalu dibesar-besarkan... :)
menurut saya sih gitu.. :)
aku setuju, terkadang manusia hanya bisa melihat dari luar, dan men-judge tanpa kenal terlebih dahulu dengan orang tersebut, dan manusia juga lebih mengingat kesalahan-kesalahan manusia daripada kebaikan.... pada umumnya manusia berhati sempit.
ReplyDeletesusah memang
ReplyDeletekita kadang tak bisa memisahkan urusan vertikal dan horisontal. terlalu mudah termakan propaganda...
aku sering denger pendapat beberapa muslim lainnya kalo mereka yg bercadar itu terlalu fanatik dengan agamanya di indonesia yang kondisi negaranya seperti ini, but overall menurut aku sesuai kata al-quran "untukmu agamamu,untukku agamaku" kalo ga salah ya, dan yang menilai ketakwaan seorang muslim ya cuma Allah swt ya.. hehehe nice post ka.
ReplyDeletesemangatnya untuk berani tampil beda sangat baik.. meski yang penting motivasinya untuk Tuhan ye :D
ReplyDeletebanyak tetangga saya yang bercadar. mereka sopan, dan ramah sekali. saat saya berbincang dengan mereka itu rasanya nyaman ^^
ReplyDeletedulu jaman bocah, jujur sja, sy juga kadang takut.
ReplyDeleteapalgi wktu ntu heboh, maling bercadar yg tukang hipnotis. seiring waktu, pandangan makin terbuka dan nyadar, masyarakat qt dipenuhi justice yg berlebihan. di kampus dulu, malah kk2 mentor hampir smua hijab cadar. setiap org berhak memilih yg diyakininya.
wanita kami rata2 bercadar.., Alhamdulillah semuax dibangun atas nama Ilmu... *smile
ReplyDeleteYah begitulah kehidupan terkadang didalamnya begitu banyak liku2 yg tidak dapat dipungkiri, yang terpenting tetap jalani dengan baik sesuai yg kita mau tentu masih dalam syariatnya.. ;)
ReplyDeleteBegitulah...orang - orang sudah tercuci otaknya. Kumpul kebo dan hamil diluar nikah jadi seperti biasa. Orang bercadar dianggap asing dan menakutkan. Sy tdk bercadar, tp salut utk mereka yg punya komitmen seperti itu.
ReplyDeleteIbu saya memakai cadar. suka sedih juga kalau ada orang sekitar yang berbicara yang aneh-aneh. ada yang bilang ninja lah, dan yang buat hati ga enak. tapi Ibu hanya diam dan tersenyum di balik cadarnya. Wanita yang luar biasa :')(@dhilarienda)
ReplyDeleteBener bgt itu :) bercadar bukan berarti teroris. Ak g setuju klo setiap cewe bercadar lngsng dikatain teroris. Tapi memang kurang terbiasa klo liat ada cewe bercadar. Mungkin krn di Indonesia sangat sedikit yg pk cadr
ReplyDeleteYour beauty is for your husband to see not the world...
ReplyDeleteSusah memang zaman sekarang zaman yang perusakan moral,, mungkin mau kiamat. Dunia sudah terbalik orang jahat di bela orang benar di fitnah, wanita sexi yang mempertontonkan auratnya dipuja dan wanita bercadar yang menutupi auratnya malah dihina ,,, mungkin memang kiamat sudah dekat,, kita pun tidak boleh menjudge seseorang dari covernya kenalilah terlebih dahulu dan efek penyebaran bahwa cadar teroris adalah politik
ReplyDeletemasya Allah... perhiasan dunia sebaik2nya adalah wanita shalihah :)
ReplyDelete