Pulang
Hidup yang kian sulit, membuat kita terkadang
berfikiran sempit. Padahal, jika kita menikmati hidup, maka semua hal, tak ada
yang terlalu rumit. Terkecuali, terus berfikir masalah dada hingga belahan paha.
Pergi dari rumah, tak akan pernah menyelesaikan
masalah. Begitu pula, bertengkar dengan orang tua di rumah. Hanya akan membuat
rasa bersalah, semakin tak tentu arah. Apalagi, hanya karena masalah asmara,
dengan pasangan berbeda agama.
Yang minggat, sebenarnya tidak perlu untuk sibuk
di cari, dengan mengorbankan sejumlah materi. Nanti juga, kalau sudah menghadap
sang ilallahi mereka pasti akan kembali. Kembali, dengan keadaan tangan tanpa
kaki. Dan, kemudian di antarkan dengan mobil berwarna putih, berplat merah sebagai
pertanda milik pemerintah.
Tidak ada yang hebat, jika menyelesaikan masalah
saja, dengan cara minggat. Banyak persoalan di luar sana, yang jauh lebih
berat, tapi mereka tidak lantas pergi minggat. Karena, masalah itu anugrah, hanya
proses menyampaikannya saja yang sedikit berbeda.
Tetangga, keluarga dan sahabat sibuk mencari
informasi. Sedangkan, yang pergi membisu dalam sunyi. Jika, sudah seperti ini,
asumsi mati gantung diri, menjadi korban mutilasi, di perkosa sampai mati
hingga mati sesudah proses aborsi, kerap terjadi. Sehingga, informasi menjadi
tak akurat, yang dirumah terkena serangan jantung gawat.
Niat menyelesaikan masalah, berganti menjadi
berjuang pulang tanpa terkena marah. Serba salah, namun semua masalah di usia
muda, pasti ada hikmah untuk hidup yang lebih baik di hari tua.Padahal, kalau
pun pergi untuk minggat. Pasti, tidurnya di rumah kerabat dekat. Hal, yang
sangat mudah di tebak. Sekalipun, oleh penjual martabak.
Orang tua, bukannya enggan mengerti. Namun,
melihat perilaku anak sendiri, yang belum bisa mandiri, dengan terpaksa di
buatlah peraturan ala perwira tinggi.
Orang tua, tidak ingin menjadikan anaknya
sebagai tumbal kelinci percobaaan, terlebih anak tersebut anak tunggal. Yang ketika nanti meninggal, sudah pasti menjadi
suatu hal yang sangat kehilangan.
Jika, semua hal bisa di pikirkan, dengan cara
yang elegan. Tentu, tidak ada yang berkeliaran di waktu malam. Seperti yang
terjadi, di tahun enam puluhan. Terkecuali, mereka yang bertugas membersihkan
sisa kotoran serta amal perbuatan.
Semua orang ingin hidup nikmat, sehat, berpangkat
serta tidak terjerat kasus uang suap. Tapi, apa boleh di kata, terkadang kita
sendirilah yang membuat hidup itu menjadi benalu, yang bertengger tanpa pandang
bulu.
Kesimpulan
:
Anda tidak perlu dewasa untuk berpikir dan bertindak positif. Jika Anda
berpikir dan bertindak positif Anda adalah orang dewasa.
Mencoba untuk positif dalam bertindak dan berpikir tentu mendewasakan pula ya mas.
ReplyDeleteBtw, pilihan kata2nya keren. Pendek2 tapi tak biasa dan dalam.
sebuah monolog penuh makna, kak.
ReplyDeletekeren. Dan terima kasih sudah mau berbagi pemikiran..
:)
bener. ini kalo dibawakan di atas panggung dengan gaya puitis, keren banget
DeleteMMantep ney kata"na
Deletesudah kaya dewi dee aj ney :D
good post untuk para perantau yang sedang dilema antara merantau tanpa restu atau merantau dengan restu :)
ReplyDeletebtw, templatenya bagus. kirain pake wp loh bukan blogspot :)
lebih kepada menyikapi keadaan yang nggak beres2 di sekitar kita
Deletesaya seneng gaya Mas andy. ini pasti dibikin spontan sesuai isi kepala. itulah ekspresi Mas. seni banget.
ReplyDeletesaya suka banget pas pembahasan orang tua terhadap anak. bener banget, ala perwira tinggi karena susah untuk menyikapi ya, hehe
Cuma mereka yang berpikiran sempit yg merasa gak ada penyelesaian terhadap sebuah masalah.. Hidup terlalu singkat kalo hanya dipakai buat galau ampe minggat segala.. Hehehe
ReplyDeletesaya suka quote akhirnya "Anda tidak perlu dewasa untuk berpikir dan bertindak positif. Jika Anda berpikir dan bertindak positif Anda adalah orang dewasa" nice pokoknya.. :)
ReplyDeleteNah..point banget tuh Gan...
ReplyDeleteEnak nya jd orang dewasa ga se enak anak anak bocah ya... :)
kita harus ingat bahwa suatu waktu kita semua akan PULANG untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita selama di dunia ...salam :-)
ReplyDeletesejak kecil telah berpikir demasa , yang melihat dan merasa jadi lebih merasa dewasa dari dewasa
ReplyDeleteSeringkali dan mudah sekali memikirkan sesuatu yang positif, namun sering kali juga kita terperangkat dengan perbuatan negatif yang berbanding terbalik dengan fikiran yang tersarang di otak..
ReplyDeleteSalam hangat., :)
aku juga lagi kebelet pulang
ReplyDeletetapi belum pengen berpulang
hehe...
jadi inget waktu SMP aku pernah minggat dari rumah, tapi minggatnya ke rumah nenek :|
ReplyDeleteahh.. aku jatuh cinta dengan blog ini... makjleeebbbbb
Intinya kalo setiap ada masalah harus diselesaikan dengan cara yg elegan.. hihihi
ReplyDeleteManteb.. keren pemilihan katanya ^^
minggat itu karna peraturan orang tua yg terlalu ketat atau keinginan anak yang ingin kebablasan bebas, menjadi dewasa itu bisa berkomunikasi dgn baik dan pandai mengambil sikap tanpa harus merugikan banyak pihak..
ReplyDeletesaya sangat sepakat dengan pragraf terakhirnya..
ReplyDeletekata-katanya terangai sangat bagus..
cinta itu bikin masalah, dulu aku memandang bunuh diri karena cinta itu keren
ReplyDeletetapi sekarang ga lagi, rugi dan bodoh bila bunuh diri karena cinta
kata2nya sungguh bagus mas :)
ReplyDeleteBlogger baru nih. Butuh teman buat ngeblog :)
Saya tetap disini kok tidak pergi kemana-mana jadi tidak perlu pulang ya saat ini :)
ReplyDeleteHmm..keren kata2nya dan mengena banget maksudnya..
ReplyDeleteKata2nya bagus, dalem :) waktu masih sekolah, saya juga pernah minggat, tapi ke rumah mbah saya :)
ReplyDeleteini namanya puisi atau sejenis karya sastra apa mas? kalau prose sepertinya bukan..
ReplyDeletetapi bentuknya paragraf..
kalau saya lebih suka, menyebut tulisan yg ada di blog ini esai sih. Tapi terserah, orang lain mau menyebut apa & bagaimana, alias bebas :)
DeleteMantap, gw dari dulu ngefans sama cara menulisnya.. Bisa aja ngambil tema yg gak kepikiran, sering sih kejadian minggat dari rumah di realita kehidupan, tapi utk ditulis lagi jadi sebuah potingan tuh susah.. salut. :)
ReplyDeletepuitis, enak dibaca, isinya mantab sekali dan ditutup dengan kesimpulan yang pas banget: "Anda tidak perlu dewasa untuk berpikir dan bertindak positif. Jika Anda berpikir dan bertindak positif Anda adalah orang dewasa".
ReplyDeleteSemua masalah pasti ada jalan keluarnya, yg pentg sabaaar dan ttp berkepala dingin. klo sampe berani sama ortu amit2 lah, bisa2 kualat :( ridho ortu kan ridhonya Tuhan
ReplyDeleteHmmm..., untaian dan susunan kata yang bermakna. Salam.
ReplyDeletesaya suka dengan kata-kata terakhir dengan berfikiran positif dan bertindak positif mengatakan seseorang dewasa.
ReplyDeletedewasa seseorang tidak bisa dilihat dari segi umur.
baru baca 1x idah bikin saya jatuh cinta dengan blog ini :)
Keluarga adalah surga yang sesungguhnya, tapi diluar tampak lebih menggiurkan. Sehingga saat menghadapi masalah inginnya lari keluar mencari ketenangan. Orang tua dan saudara tidak dianggapnya ada.
ReplyDeletekalau menurutku, kita hidup pun sudah jadi masalah. jadi nikmatilah..
ReplyDeleteSependapat dengan komen2 diatas, pilihan katanya elegan dan indah. Mengungkapkan isi hati dan pikiran.
ReplyDeleteMenjadi dewasa memang tidak ditentukan oleh banyaknya angka yg kita miliki dalam usia. Pola pikir dan perbuatanlah yang menentukannnya.
masalah itu hrs dihadapi dan diselesaikan... bukan dgn minggat, yg malah bikin tambah masalah
ReplyDeleteSubhanallah.. Puitis kata"nya.. Bermakna sekali, trm ksh inspirasinya mas.. Kadang kala kita lalai.
ReplyDeleteminggat? Alhamdulllah, gak pernah terlintas pkiran ataupun ide untuk minggat deh
ReplyDeletesebel bgt kalo ktmu orang dwasa namun sifatnya kekanak-kanakan
ReplyDeletesambil berlalu biasanya aku bilang, gak dwasa bgt!!
spt kata pepatah, usia tdk otomatis menjadikan org dewasa.:)
ReplyDeletePulanglah Jika ditempatmu berada sekarang kau tidak merasa nyaman, idealisme yg kau miliki harus dipertaruhkan. pulanglah,karena Decatur marut Apapun rumahmu, tap org di dlm-ya Ttp menghargaimu
ReplyDeleteehm... anak sering menjadi kelinci percobaan.. ada benarnya juga. besok saya begitu juga ga ya sama anak saya?
ReplyDeletesebelum emosi & bereaksi, emang hrs mikir2 dulu yah, introspeksi dulu :)
ReplyDeletemjd dewasa memang pilihan kok
ReplyDeleteTulisannya ber-rima ya >.< Keren deh
ReplyDeleteKesimpulannya.. keren.. really like.. qt tak perlu dewasa untk melakukan & bertindak positif ttpi ktka kita mlakukan hal positif i2 qt sudah dewasa..
ReplyDeleteMinggat, pergi tanpa restu orang yang rela berjuang mati2an agar kita hidup.
ReplyDeletehanya pilihan orang bodoh yang tak pernah tau bahwa pilihannya adalah bodoh.
berpikiran positif dalam hidup adalah salah satu cara agar tidak menjadi orang bodoh.
^_^
keren banget kata kata nya kakak, salut deh :D
ReplyDeletesaya selalu baca apa yang kau sajikan bang, meskipun udah nggak BW..
ReplyDeletenot only think positive but also feel positive :0
ReplyDeleteAda nada sinis di dalamnya :)
ReplyDeletewah..rangkaian kalimat yang sarat makna :)
ReplyDeletesaya suka dgn ilustrasi fotonya :)