Dua Tamu
Setiap hari, selalu
ada hal yang bisa membuat kita terpancing emosi. Semua berawal dari mulai membaca berita orang
mati tertabrak kereta api, di perkosa setelah usai mengaji hingga pemimpin
yang gamang akan wewenang.
Berbagi cerita kepada kawan lama, atau sekedar
berbincang hangat dengan rekanan kerja merupakan sebuah hal yang sederhana,
yang terkadang memunculkan gelak tawa serta tetesan air mata. Tentu, hal
tersebut terjadi pada saat bercerita, tentang apa yang ada dan mungkin juga,
tentang apa yang tidak ada.
Karena bahagia, tak selalu terencana, seperti halnya dalam hitungan kalkulasi rumus matematika atau ribuan baris kode algoritma.
Tapi, dari hal yang sederhana & berawal dari ruang tamu, hingga mulai menjamu tamu.
Tak
mengherankan, banyak yang hidup bahagia, bukan sebab akibat karena terlampau sering
berangkat haji, naik mobil ferarri hingga memakai jas berwarna hitam polos,
lalu berdasi. Melainkan, bagaimana memperlakukan tamu, seperti memperlakukan calon menantu.
Tamu yang datang silih berganti, setiap hati.
Rupanya, mengingatkan kita untuk bisa selalu berbagi empati, meski di dapur
sedang tak ada kopi ataupun teh poci. Tapi, mencoba mendengarkan diskusi yang
ada, sembari menonton siaran televisi.
Sekiranya, jauh lebih manusiawi, ketimbang mengusir
tamu dengan alasan tak menentu. Seperti sedang membeli seikat sawi dan
sebungkus indomie.
Berbicara yang istimewa dari ruang tamu, tentu terletak
pada cara memperlakukan tamu itu sendiri. Istilah yang biasa di terjemahkan
ialah bernama tata krama. Sebuah tata, yang mengesampingkan, tata mahal ataupun
tata gengsi. Yang di dalamnya, di penuhi oleh ambisi, bahwa kita bisa terus
& terus hidup sendiri, hingga menjelang mati.
Menjamu tamu berarti juga, tentang bagaimana berbagi
rasa dalam bahagia maupun sengsara. Namun tentu, tak melupakan khasanah dalam
bertutur kata. Sehingga, esensi dalam berbicara tetap ada, meski terkadang
harus terlihat memaksa.
Terlepas dari masalah perdebatan antara janda, duda serta anak
tetangga yang melakukan tindakan asusila. Merupakan barang seksi yang sering di bahas serta tak lupa di
kupas tuntas, oleh yang bertamu. Dan, yang menjamu tamu. Semua itu, di nikmati, walau terkadang tak tegang hati. Dan, lucunya sering di ulangi.
Generasi yang lebih peduli terhadap diri
sendiri, kini telah banyak menimbulkan paradigma pragmatis, di tengah kondisi
dunia yang sedang krisis. Derajat meninggikan serta merendahkan manusia, telah
banyak meminta umpeti dari sepotong jiwa manusia.
Kesimpulan
: Rumus yang paling
sederhana dalam menghadapi sesama yaitu meperlakukan orang lain sebagaimana
Anda ingin diperlakukan.
sepakat ... saya sempet bingung bacanya. ini terlalu singkat dan sangat mengerti diakhirnya. Bahasanya sastra banget.
ReplyDeleteKesimpulan : Rumus yang paling sederhana dalam menghadapi sesama yaitu meperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. stuju
rumus itu ibarat cermin, ketika kita memperlakukan orang lain dengan tidak manusiawi, maka jangan harap kita akan mendapat perlakuan manusiawi dari orang lain...kalaupun ada itu hanya topeng belaka ,...salam :-)
ReplyDeletejika ingin diberlakukan baik oleh orang lain mulailah dari diri sendiri dulu ya
ReplyDeletesetuju sekali, memperlakukan seseorang itu harus baik sebagaimana kita ingin diperlakukan. Masalah kebahagiaan itu tergantung orangnya. Belum tentu yang sering naik haji orangnya bahagia. Apalagi hajinya tidak mabrur.
ReplyDeleteaduh pilihan kata-katanya.. dalam, nusuk, tapi penuh makna.. suka banget terutama bagian "karena bahagia, tak selalu terencana"
ReplyDeleteKita harus belajar bagaimana orang lain berpikir. Dengana begitu bisa memahami kenapa seseorang melakukan tindakan tertentu.
ReplyDeletejika ingin dimanusiakan, maka kita harus memanusiakan orang lain. jika ingin dihargai, maka kita harus menghargai orang lain.
ReplyDeleteintinya kalo pengen ditabok ya naboklah dulu
ReplyDeletegitu kan..?
hehe
Intinya: Respect.
ReplyDeletehehehe
P.S.
maaf kak sbelumnya. tp aku agak terganggu sama pemborosan kata dalam kalimat ini deh:
"di perkosa setelah sehabis selesai mengaji..."
hehe
Terima kasih sudah mengingatkan, tadinya sih udah mau dirubah, tapi karena lupa, jadi belum sempat deh kemarin :)
Deletekrn semua org ingin dimengerti...
ReplyDeletesaya bertanya-tanya abang ini kalau nulis satu judul berapa lama ya? ituloh pemilihan rima katanya kepikiran aja.
ReplyDeletePesannya juga dapat, selalu dapat.
Ah, kebanyakan orang sekarang maunya enak sendiri, mau menannya sendiri, tapi gak mau turut andil memberi pada sesama. Ingin diperlakukan bak raja tapi membuat yang lain sengsara.
ReplyDeleteGreat, as always :)
mantap tulisannya Pak! soal tamu islam pun sangat memuliakan tamu, sprti dlm hadits yg cukup dikenal,
ReplyDelete“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
toleransi dan saling menghormati kuncinya
ReplyDeletesangat inspiratif ^_^
ReplyDeletesetuju dengan kesimpulannya.. sy juga ingin selalu di perlakukan baik.
ReplyDeleteduh makna nya sangat dalem banget,
ReplyDeleteKeren banget kesimpulannya, terima kasih telah mengingatkan ke semua yang membaca tentang pentingnya memperlakukan orang lain dengan baik.
ReplyDeletejleb..
ReplyDeletekeren! :)
Ahh.. saya selalu menyukai tulisan2mu kak.. :)
ReplyDeletesudah seharusnya kita menghargai orang lain jika ingin kita dihargai. :)
ReplyDeletegood,,,, maknanya dapat, mudah dimengerti juga
ReplyDeletehum... :D
DeleteYup. Dan ujiannya adalah menghadapi tamu berulangkali di saat2 suasana hati berubah2.
ReplyDeletesetuju banget tuh sama kesimpulannya :)
ReplyDeletebagaimana kita bisa berharap orang berbuat baek ke kita kalau kita tidak berlaku baek ke mereka juga :)
orang tua saya selalu menanamkan untuk selalu menghormati tamu. menjamu, suatu kewajiban kalau di ruamh saya. walau gak ada, ya diada2in, tapi gak sampe utang2 juga sih :p
ReplyDeleteseperti kata orang tua "cubit dirimu sendiri, sebelum cubit orang lain" yaah seperti itulah yg harus diimplementasikan dalam keseharian kita
ReplyDeleteiya, jangan nyubit kalau gak mau dicubit. setuju
Deletemenghormati tamu (selagi mereka sopan) memang wajib ya :)
ReplyDeletedan hargai orang lain jika ingin dihargai .