Romansa Hidup Seniman Tradisional







Indonesia dari dahulu dikenal sebagai negera sejuta budaya tradisional yang tersebar diseluruh penjuru, tidak ada negara dimana pun yang mengalahkan keanekaragaman budaya bangsa kita. Bahkan itu sudah diakui oleh beberapa Negara di dunia yang pernah mencipipi & belajar tentang budaya kita.

Tapi sungguh amat disayangkan, justru mereka yang hidup & bergelut dalam dunia budaya justru secara kehidupan sangat tidak berkecukupan. Bahkan tak jarang dari seniman tradisional, yang rela menjadi pengamen jalanan hanya demi memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga mereka. Tak ada yang peduli & mau peduli tentang hal tersebut, tapi mereka selalu tetap semangat untuk melestarikan budaya tradisional warisan leluhur hingga akhir hayat.

Banyak sudah yang mereka korbankan mulai dari keluarga,harta & waktu demi sebuah seni tradisional yang mereka anggap sebagai nyawa mereka sendiri. Mereka mungkin orang pertama, selain kita, pemerintah atau politisi yang berteriak lantang ketika budaya yang mereka tekuni sejak kecil hingga saat ini diklaim oleh bangsa lain. Nasib mereka, bagai diujung tanduk.

Yang mana ketika budaya tradisonal itu mulai ditinggalkan atau bahkan punah maka seniman tradisional seperti mereka pun akan ikut punah secara perlahan tetapi pasti. Tak ada satu pun lembaga atau instansi,yang bisa menjamin hidup mereka sekarang & nanti sebagai seniman tradisional sekaligus pahlawan budaya.Karena dari tubuh & semangat merekalah,budaya kita akan tetap ada & dikenal hingga generasi berikutnya.

Kesimpulan : Pahlawan sejati, adalah pahlawan yang siap dilupakan, hina, mati tanpa nama. 


36 comments:

  1. miris banget,liat kenyataan yang ada.pahlawan budaya yang dengan semangat berjuang melestarikan budaya asli,tak ada yang menjamin nasib dan hidup mereka
    memprihatinkan ya..??

    ReplyDelete
  2. itu karena generasi muda nya yang ga pedulian sih

    ReplyDelete
  3. pemerintah harus lebih perhatin sama mereka.

    ReplyDelete
  4. Hidup melarat bukanlah keinginan mereka, tapi hidup dengan segenap seni yang mengalir dari tubuh dan pikiran merekalah yang terus membuat mereka tetap hidup, tak perduli roda jaman terus melindas mereka, itu dinamakan cinta "lebay dikit ah " ;)

    ReplyDelete
  5. seharungnya dapat kehidupan layak pelestari kebudayaan karna itu kakayaan negara yg mahal tp ko disepelekan ya... :)

    ReplyDelete
  6. sebenarnya kita tuch pduli, tp akan lebih berarti bg keberlangsungan mereka adalh pemerintah menediakn ruang dan waktu utk mereka karna pemerintah memiliki kewenangan yg lebih dibanding kita yg hanya bs menonto dan berkomentar saja.

    ReplyDelete
  7. reog sih suka2 takut... meskipun begitu
    ah semoga tetap lestari terus

    ReplyDelete
  8. sungguh di sayangkan pahlawan budaya kita saat ini

    ReplyDelete
  9. syedih kalo liat seniman2 sekarang, tak ada jaminan. :(

    ReplyDelete
  10. Sungguh sangat disayangkan deh, ketika budaya kita terancam karena diaku milik orang lain pemerintah baru bertindak. Ketika aman2 saja cenderung diabaikan, padahal seniman budaya itu terus berjuang dan berkarya untuk melestarikan kebudayaan itu sendiri.

    ReplyDelete
  11. bagiku mereka tetap pahlawan sih... tanpa mereka, budaya kita malah akan hilang. :)

    ReplyDelete
  12. Harusnya mereka sedikit realistis bahwa utk menunjang kehidupan tidak bisa melulu hanya mengandalkan dari kesetiaan pada seni tradisional. Mereka juga harusnya mempunyai skill lain utk bisa bekerja di tempat lain yg 'lebih menghasilkan', dgn tetap mempertahankan seni tradisional tsb.

    Jaman sudah sangat berubah, mungkin dulu pelaku seniman tradisional mendapat penghargaan yg sangat tinggi dari masyarakat sekitarnya; baik penghargaan berupa materi maupun penghargaan non materi. Dan itu bisa menunjang kehidupan mereka. Tapi sekarang semuanya serba materialistis, tidak bisa lagi mengharapkan dari hal seperti itu saja.

    Bagaimana upaya pemerintah utk bisa terus menghargai seniman tradisional? Apakah dgn menggaji mereka? Tentu saja tidak. Ini mungkin kasusnya hampir sama dgn atlet berprestasi yg akhirnya kurang sejahtera hidupnya.

    ReplyDelete
  13. @21 inchis : seniman tradisional bukan pekerjaan kaya kantoran,seniman itu passion alias jiwa mereka jadi walaupun kagak ada yang menghargai mereka,tetap mereka berkarya terus hingga akhir hayat

    ReplyDelete
  14. kementrian kebudayaan itu kerjanya apa yah? seharusnya mereka dapat membuat program2 pariwisata yg menarik dgn melibatkan sniman

    ReplyDelete
  15. balik lagi ni mas bro, sekalian baca baca

    ReplyDelete
  16. pada akhirnya pandai-pandai kita (seniman tradisional) untuk menyiasati baik diri dan lingkungan.

    apapun jika tidak ada perubahan hanya akan tergerus oleh derasnya laju zaman :)

    ReplyDelete
  17. sangat-sangat bangga jadi orang Indonesia
    hebattttt semuanya
    salut

    salam

    ReplyDelete
  18. hayooo... bagusan mana ketika kebudayaan merger dgn pariwisata dibanding merger dgn pendidikan seperti sekg ini.

    sya sndiri bingung. dulunya kan kebudayaan ada di bawah kementrian pendidikan dan kebudayaan, setelah itu jdi kebudayaan dan pariwisata. lah, skg balik lagi. bagusan mana yah? :)

    ReplyDelete
  19. benar yg kamu bilang bahwa "seniman itu passion alias jiwa mereka jadi walaupun kagak ada yang menghargai mereka,tetap mereka berkarya terus hingga akhir hayat" org yg mencintai apa yg dilakukan pasti tak akan berpikir ttg uang dsb

    rasanya pemerintah kita sibuk dgn kasus korupsi yg rasanya tak akan ada hentinya :( hingga tak ada wkt utk yg lain

    ReplyDelete
  20. pahlawan yg terlupakan ,, sangat disayangkan ya buat para seniman,, :)

    ReplyDelete
  21. itu sih namanya seniman yang terlantar mbk,,kan ada sebagian seniman yang dikenang seperti khairil anwar,US rendra,affandi, dan sebagainya,

    ReplyDelete
  22. Gak cuma seniman tradisional, penulis pun di Indonesia gak terlalu 'digimanain' gitu :D

    ReplyDelete
  23. budaya tradisional emang susah dilestarikan, krn tergerus jaman.

    ReplyDelete
  24. iya, generasi muda saat ini banyak yg menyepelekan ttg budaya2 indonesia. padahal banyak yg menarik :)

    ReplyDelete
  25. semoga kelak para seniman2 tradisional itu bisa memiliki hidup yang lebih baik yaa mas.. dan semoga makin banyak pihak yang ikut melestarikan budaya2 kita yang indah.. :)

    ReplyDelete
  26. sudah sepatutunya pahlawan dankebudayaan dilestarikan

    ReplyDelete
  27. :D
    entahlah...

    sy pikir budaya itu harus berkembang...semua hal budaya yg merepotkan dan tidak memberikan sumbangsih pada kemajuan peradaban pasti akan mati dengan sendirinya

    ReplyDelete
  28. memprihatinkan memang melihat kehidupan seniman2 kecil utk bertahan hidup, di tengah perkembangan zaman yg lama2 menghapus budaya2 tradisional Indonesia T^T

    ReplyDelete
  29. iya kasihan mereka :( tp mau gimana inilah Indonesia

    ReplyDelete
  30. tahu ga gimana caranya agar seseorang mampu mengangkat reog yang begitu besar dan berat? mereka meminta bantuan makhluk halus. syaratnya kamu harus meniduri anak laki-laki. dan anak laki-laki tersebut keturunan dari keluarga mereka sendiri. anak tersebut yang kemudian meneruskan kemampuan bermain reog.

    mengerikan ya. tapi entahlah saya harus menanggapinya seperti apa...

    ReplyDelete
  31. Budaya bangsa itu jati diri bangsa. Makanya, perlu ada filter agar budaya luar ga mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia. Agar bangsa ini ga kehilangan jati dirinya, atau ga krisis identitas.

    ReplyDelete
  32. sedih.. tapi ya mau gimana..
    generasi kita kan menentukan.. :(

    ReplyDelete
  33. indonesia terlalu bercermin ke arah barat-baratan, sampai-sampai budayanya sendiri di anggap sebelah mata,

    ReplyDelete
  34. :'D Seharusnya orang yang kayak gitu tuh yang patut dicontoh. Mereka gak minta banyak harta tapi mereka tetap mempertahankan budaya.

    ReplyDelete
  35. Kebanyakkan seniman tradisional merupakan masyarakat yang apa adanya, tanpa gelar pendidikan, tanpa status sosial. Dan jika ada roti yang akan diberikan kepada seniman sudah pastilah akan dihadang dan dijadikan perebutan para para yang mengaku sbg seniman atau seniman yang bergelar

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.