Ironi Passien Rumah Sakit Jiwa






Sebenarnya kita hidup didunia ini,pasti sering mendapatkan cobaan & ujian silih berganti dari Tuhan. Karena Tuhan tahu, kita mampu menghadapi cobaan tersebut dengan hati yang tangguh.Tapi sering kali ketika,kita mendapatkan ujian dari Tuhan banyak orang disekitar kita yang meninggalkan kita begtu saja. Padahal mereka selalu ada menemani kita, disaat kita berada di posisi atas.

Begitu juga,yang dirasakan oleh para passien rumah sakit jiwa dibeberapa tempat penampungan yang tersebar di Indonesia. Walau bagaimana pun,mereka merupakan salah satu keluarga & kerabat kita yang perlu di support agar lekas sembuh dari penyakitnya. Tapi mereka sering terabaikan, oleh anggota keluarga dan kerabat dengan berbagai macam alasan.

Jika kita punya hati nurani,mereka adalah manusia sama seperti kita pada umumnya. Yang membedakan mereka dengan kita adalah mereka sedang di uji oleh Tuhan karena Tuhan cinta kepada mereka semua. Kita seharusnya memberikan perhatian yang lebih kepada mereka,agar kelak ketika mereka sembuh bisa menjadi manusia yang berguna bagi keluarga & lingkungan sekitar mereka.

Kesimpulan : Sejelek-jeleknya ciptaan Tuhan,mereka harus dihargai dengan layak sebagaimana Tuhan memperlakukan kita di hadapanya sekarang & nanti.



12 comments:

  1. kita sesama makhluk ciptaanNya.. maka sewajarnya kita saling mengasihi.. :)

    salam..

    ReplyDelete
  2. dukungan keluarga pnting untuk proses kesembuhan

    sudah saya follow balik

    ReplyDelete
  3. Kita semua sama, hanya saja kita lebih beruntung, maka dari itu kita harus peduli kepada sesama kita yang tidak seberuntung kita.. :)

    ReplyDelete
  4. salam sahabat
    sungguh sangat mengiris hati ini jika melihat keadaan mereka,semoga rasa empati kita kepada mereka tetap terjaga
    ohb iya lam kenal juga dan udah saya follow

    ReplyDelete
  5. Salam kenal kembali...aku sudah follow balik lho..
    Nice posting2an mu....
    di dekat rumahku banyak lho orgil..dan alhamdulillah, kami sekeluarga tetap menghargai mereka dan lebih lucu lagi diantara mereka malah bisa ngomong agak normal apabila dg suamiku dan ngerti klu minta uang...tp klu dg orng lain suka marah dan ngomong2 sendiri...

    ReplyDelete
  6. salam kenal. sudah aku follow balik ^^
    tetanggaku ada yang gila jg tapi baik. uniknya dia selalu memanggil orang tuaku dengan sebutan haji padahal yang haji kan kakek nenekku. Dia jg selalu mendoakan orang tp kalau ada yang mengolok-oloknya, bakal dikejar terus

    ReplyDelete
  7. setuju >>Sejelek-jeleknya ciptaan Tuhan,mereka harus dihargai dengan layak sebagaimana Tuhan memperlakukan kita di hadapanya sekarang & nanti.
    :)
    udah di follback

    ReplyDelete
  8. setuju mas, walau bagaimanapun mereka tetap manusia. dan dengan dimasukkan ke rumah sakit jiwa juga bukan jaminan sembuh, malah bisa tambah parah mungkin.. BTW artikel2nya bagus, like it !

    ReplyDelete
  9. Hmm, iya, mereka seharusnya disupport. Agar sembuhnya bisa lebih cepat :)

    ReplyDelete
  10. ngomongin orang sakit jiwa, pernah aku depresi dan rasanya udah gak konek lagi badan ama jiwa tuh. Alhamdulillah... dibantu ngeblog, untuk belajar tentang hidup aku hidup lagi. kenyataan seharusnya saat ada tanda2 depresi udah diperhatiin. mereka sejak awal udah dibuang keluarganya...

    aku ada blog lain loh... oke, ijin follow yah...

    ReplyDelete
  11. Beberapa waktu yg lalu seorang teman berkata bahwa dia bertugas mengurusi orang2 yg sakit jiwa. Saat si sakit dinyatakan sembuh dan dikembalikan pada keluarganya... ternyata keluarga menolak menerimanya kembali dan berniat menyerahkan kembali ke RSJ..! Ironis sekali ya..?

    ReplyDelete
  12. setuju sekali dengan hal itu. saat aku praktek di RSJ lawang, disitu banyak sekali pasien yang tidak pernah dikunjungi keluarganya. bahkan ada pasien yang sudah sembuh namun tidak dipulangkan karena tidak ada keluarga yang menjemputnya. miris sekali rasanya.. padahal si pasien sudah benar-benar sembuh dan ingin segera pulang kerumah.

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.