Jakarta Nocturnal
Disini di kota ini, kota sejuta umat kota yang menjadi pusat dari segala pusat kehidupan di Indonesia dengan berjuta warna & warni yang menghiasi wajah kota ini dari pagi sampai malam menjelang. Dan di kota ini pula ada banyak awal kehidupan dimulai di pagi hari, dimana semua aspek kehidupan bergeliat & tumbuh berkembang.
Tempat dimana, seluruh mahluk hidup muncul & tenggelam dipermukaan secara bersama – sama. Dan berbaur menjadi satu kesatuan antara manusia dengan binatang yang saling melengkapi. Tidak memandang asal usul, suku bahkan agama.
Semua larut dalam suasana pemburuan uang & kenikmataan sesaat yang banyak disajikan di dalam dinginnya malam. Inilah wajah kota ini didalam hari, dimana banyak kita jumpai pedagang malam, penjajah nafsu birahi sampai para kriminal kelas kakap mencari peruntungan rupiahnya.
Mereka bukannya tidak peduli dengan apa yang dilakukan sekarang & nanti, entah itu positif & negative dampaknya. Terkadang inilah realita kehidupan, dimana bertahan atau melawan adalah salah satu dari sekian banyak cara terbaik yang ada & harus dipilih mau tidak mau oleh mereka.
Dan perlahan tetapi pasti, suasana glamour dari hiruk pikuk dimalam hari inilah. Yang seakan menjadi tembok tebal tak kasat mata, yang menjadi pemisah antara pagi & malam hari yang saling bertolak belakang satu sama lain. Yang membedakan warna putih & warna hitam.
Tidak ada yang perlu disalahkan atau saling menyalahkan, karena suasana malam ini ada & terbangun menjadi sebuah komoditi. Karena setiap dari kita semua, turut andil dalam membangun image tersebut menjadi lekat.
Kesimpulan : Jangan pernah takut dengan gelapnya malam hari, namun takutlah pada ucapan, pikiran & perbuatan anda sendiri yang melebihi dari gelapnya malam hari.
mantap tulisanx sob..!
ReplyDeleteentah sampai kapan peribahasa ini bs hilang
“Sekejam-kejamnya Ibu Tiri,Lebih Kejam Ibukota”
jakarta jg bukanx berkurang pendudukx tp malah bertambah.., mgkn cz faktor perputaran uang disana sangat cepat..
happy blogging.. *smile
jempol......
ReplyDeletebelum prnh liat kehidupan malam scr nyata. Ga tau sbnrnya spt apa...
gak pernah dan gak pengen berbaur dengan kehidupan malam (apalagi dijakarta)...
ReplyDeletemeskipun saya sering ke kantor klien yg gedungnya itu ada diskotiknya... hmm... :/
Aku nulis tentang dunia malam kasus xenia dulu. Eh keywordnya di stats HARGA TIKET STADIUM
ReplyDeleteSemua tampak gelap karena pikiran kita yang gelap sesungguhnya,..Saya mencoba untuk tidak takut sama gelap tapi yang saya takutkan adalah masa depan yang penuh buram.
ReplyDeleteselalu ada cerita disetiap malam.. seakan terbangun dari tidur lalu kemudian menikmatii sisa-sisa kehidupan malam untuk menggantung hidup! Hidup itu seperti warna Hitam dan Putih.. selalu ada sisi dimasingmasing warnanyaa..
ReplyDeleteKEREN SANGAT KAKK..
Ehh., titiip salam buat footgrafernyaa,, picturenyaa kereen.. :D *smile*
kalo di jakarta, biarpun malam juga terang,
ReplyDeletebanyak lampu2 bercahaya malah cantik,
beda ma di kampung kalo mati lampu gelap
mau jalam harus mnerayap rayap
hehehe
saya tidak pernah main ke jakarta, sehingga saya tidak bisa menggambarkan bagaimana sebenarnya itu kota..
ReplyDeletemaaf, saya dari pelosok.. :D
ucapanku dan tindakanku pasti sudah banyak yang secara tidak sengaja menyakiti orang lain...hhhh.. semoga mereka memaafkanku..
ReplyDeletetulisannya bagus mas..
aku koq ga bisa nulis tertata gini ya?..hehehe
wah itulah jakarta gan, dari penjajah dangangan sampe ke penjajah badan juga ada. heheh, mantap ulsanya.
ReplyDeleteaplaagi penutupnya, ehm, benar benar mengingatkan. emang pikiran yang lebih gelap dari malam apa ya gan? heheh
Jakarta adalah kota dengan seribu wajah. Semoga wajah ramahlah yang lebih banyak tampil ke permukaan, untuk mendorong penduduknya lebih cinta kepadanya :)
ReplyDeletekota komoditi. semua bisa menjadi barang dagangan di sini. malam pun bahkan ramai dengan perdagangan, yang bahkan di luar lingkup perdagangan lumrah umumnya. sebuah konsekuensi kosmopolitan? mungkin juga. yang pasti malam hari di sini bisa kita atasi jika kita tetap berjalan dengan hati. setuju dengan kalimat penutup.
ReplyDeletekehidupan malam jakarta selama ini selalu identik dengan hal negatif ya, meskipun saya belum pernah menyaksikannya sendiri...hehe
ReplyDeleteSuer bang, aye kagak pernah keluar malem selama tinggal di Jakarte :D *ngeri digodain meong :p hihii.. *
ReplyDeleteiye bang, aye pamit dari dunia blog =.= sediih rasanye kudu berenti ngblog..
suka kesimpulannya :)
ReplyDeletemalam itu waktu untuk tidur :D
ReplyDeletesemoga manusia sadar akan kodratnya di dunia.
ReplyDeletebersama-sama mencari jalan yang lurus menuju kebenaran.
Jakarta ibu kota Indonesia, jadilah yang lebih baik
ReplyDeletejadilah panutan bagi daerah lainnya
beri contoh yang baik[titik]
salam kenal mas arsavin
follback ya, minta share ilmunya
bener juga
ReplyDeletetiap kali dipanggil ke jakarta aku ga pernah bisa tidur
kebawa hawa jakarta kali ya
apa ga sreg tidur di kota kebiasaan di hutan yang sunyi
tapi ada yg takut gelap lho. Bahkan tidurpun gak berani dimatikan lampunya hehe
ReplyDeletesaya pikir komoditi yang mas sebutkan tepat sekali.. Bila mengintip gelapnya malam tidak hanya di Jakarta melainkan kota2 besar yang ada di Indonesia, semua penjaja birahi ada.. dan ini kembali kepada diri kita sendiri untuk lebih bisa menempatkan diri kepada sisi positif. kalau ditanya alasan tentang mengapa mereka melakukan itu ya mungkin alasan satu2nya ialah UANG
ReplyDeletekata-katanya mengalir...
ReplyDeletenge-flow
aku sih bisa dikatakan kuranggaul, gak tau dunia malam :)
ReplyDeleteDuluu..saya teramsuk 'anak' yg gak berani di luar rumah setelah jam 9 malam. TAi sekarang...malam dan siang perbedaanya hanya gelap dan terang. Orang-orang pun beraktifitas di malam hari dan saya yakin kebanyakan org yg masih di luar rumah sebagian besar juga orang rumahan yang baik...
ReplyDeleteKesimpulan : Jangan pernah takut dengan gelapnya malam hari, namun takutlah pada ucapan, pikiran & perbuatan anda sendiri yang melebihi dari gelapnya malam hari.
ReplyDeletewew tulisannya ciamik. mampu membawa suasana kedalam tulisan..
jakarta...
ReplyDeletekota seribu setan.....
:P
suka banget ama tulisannya mas, apa yang kamu tulis ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua. Mau dimana dan kemana kita ingin melangkah...
ReplyDeleteselamat berakhir pekan ya sob...! *smile
ReplyDeleteGak hanya dijakarta, dimana-mana pun kehidupan malam sudah mulai "hidup" dihuni oleh manusi2 yg hidup berketerbalikan
ReplyDeleteibu kota emang kejam, harus pinter pinter jaga diri :|
ReplyDeleteIni yang namanya tulisan berat tapi ringan
ReplyDeletehehehe
Jakarta itu keren emang kalo malem...
ReplyDeleteapalagi daerah kemang. ihiyy
aku tinggal di ibukota, tp ga pernah mencoba kehidupan malamnya
ReplyDeleteada permintaan, ada penawaran, begitu katanya Hukum Ekonomi... :P
ReplyDeletegelapnya malam di jakarta beda dgn gelapnya malam di desa ya
ReplyDeleteposting'' yang anda tulis benar'' realita yang sebenarnya memang harus kita pelajari
ReplyDeletekeren !!
Suasana malam ini ada & terbangun menjadi sebuah komoditi -> bener bangeeettt....
ReplyDeletejakarta oh jakarta...
ReplyDeleteDisana tetap akan berlaku hukum ekonomi, dimana ada permintaan maka akan ada pula penawaran
ReplyDelete(Y) ini salah satu contohnya. Kenapa aku bilang tulisanku ga sebagus punya kaka..
ReplyDeleteVery like this(y)
Berarti keadaan yg memaksa mereka ky gt ya, tapi caranya aja untuk mempertahankan, mmperjuangkan hdup yg salah. okedeh, buat bekal dlm kehidupan :)
ReplyDeleteJakarta gak seindah, semudah, seBaik yang Mereka bayangkan !!
ReplyDelete