Hikayat Istri Teralis






Manusia ingin percaya bahwa mereka hidup dan bertindak berdasarkan kemauan mereka sendiri, namun pada kenyataannya mereka hanya dipaksa oleh keadaan. Dengan kata lain, tidak memilih & tidak pula dipilih. Dan sering kali, kita gengsi untuk mengatakan hal tersebut kepada diri sendiri terlebih orang lain.

Inilah yang sering dihadapi oleh ratusan hingga ribuan manusia diluar sana. Ketika keadaan terkadang memaksa mereka berubah menjadi monster yang brutal. Peduli siapa & bagaimana, mereka melakukan semua hal tersebut. Ketika menjadi monster yang jahat & lupa daratan. Hingga tak sadar, semua berujung pada teralis besi akhirnya, cepat ataupun lambat.

Sebuah konsekuensi, yang harus mereka terima pil pahitnya. Namun dilain episode, ada manusia berhati lembut yaitu Istri, yang mungkin saja tidak bisa menerima pil pahit tersebut. Sebagian memilih jalur pengadilan agama & sebagian lagi tetap setia hingga akhir hayat. Dunia memang tak selalu indah, itulah yang mungkin Tuhan mau tunjukan kepada kita. Entah sadar ataupun tidak.

Seperti sudah menjadi seorang janda, tapi anehnya tidak menjadi janda pada kenyataannya. Setali tiga uang, dikehidupan nyata yang penuh realita. Peran sebagai kepala keluarga, yang dahulu diemban oleh sang suami. Kini mungkin juga nanti, akan beralih kekuasaan ke tangan sang istri. Mau tak mau, harus mau, demi tanggung jawab keluarga.

Entah mengapa, selalu seperti ini jadinya. Ketika ada yang menangis haru & ada juga yang tersenyum riang disisi lainnya. Seolah tak ada satu pun manusia terlebih setan pohon beringin, yang tahu akhir dari segala kesedihan tersebut. Yang ada hanya setitik harapan pasti, yaitu semua berakhir dengan bahagia. Harapan yang akan terus menjadi harapan.

Sebutan Istri Juara, mungkin memang layak mereka sandang saat ini & untuk selamannya. Bukan karena tidak menyalahkan takdir dari Sang Pecipta, atas pertemuan dua sejoli yang berakhir dibangku pelaminan. Namun karena komitmen, yang sudah dipatri dalam hati mereka satu sama lain. Ketika dahulu berjanji setia diatas sumpah, didepan hadapan umum & kerabat dekat.

Pagi menjadi malam & sore menjadi siang. Sajian pelengkap sekaligus hambar, yang menemani hari-hari mereka bertarung dengan kerasnya kehidupan tanpa canda tawa orang yang mereka kasihi yaitu sang suami. Sering kali, ketika kangen melanda. Tumpukan rantang bersusun tiga lapis, dengan menu ala kadarnya, mereka bawakan untuk kepala keluarga dibalik teralis besi. Menjadi pemandangan mengharukan, yang tak seharusnya diabadikan.

Pribadi baik, terkadang memang tidak pernah dilahirkan begitu saja. Namun ada kalanya, seiring berjalannya waktu, pribadi baik & jahat tercipta secara bersamaan. Tercipta karena tempaan ruang & waktu yang panjang, memaksa lebih dari sekedar berbicara.

Kesimpulan : Selagi hidup bersama masa, maka selagi itu juga yang hidup itu dewasa bersama usia. 







33 comments:

  1. waktu dilahirkan semua manusia baik dan tanpa dosa. disepanjang kehidupan lah kita belajar kejahatan...

    ReplyDelete
  2. tentang seorang wanita yang dengan segala keadaan akhirnya menjadi tulang punggung yang menghidupi keluarganya, saya memberikan applaus tak terhingga. ujiannya berat dan Tuhan memilihnya karena dia dipandang kuat menerima ujian itu.

    ReplyDelete
  3. Ada kata bijak,
    hidup adalah pilihan. Kita mau milih yang baik atau jahat ?

    ReplyDelete
  4. Apapun tindakan kita di muka bumi ini tentunya akan punya konsekuensi atas apa yang telah kita, termasuk keputusan sang suami untuk menjadi jahat dan berakhir di balik teralis besi. Bagi saya pribadi tulisan ini membuat saya berpikir ribuan kali untuk menjadi "monster jahat" di dunia karena bukan hanya saya yang menanggung akibatnya, ada anak istri yang akan menderita.

    ReplyDelete
  5. hidup itu pilihan, kita yg menentukan

    ReplyDelete
  6. pribadi seseorang memang ditentukan oleh pengalaman dan kenangan...

    ReplyDelete
  7. Udah lama gak ke sini, bahasanya masih tetep berat dan mendalam. hahaha... Nice post, mas.... :D

    ReplyDelete
  8. lingkungan memnag sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang sob...

    ReplyDelete
  9. benar, pribadi baik itu tidak turun dari langit begitu saja. pun pribadi buruk.

    semuanya adalah proses dan tempaan. hanya mereka yang mau belajar yang bisa berubah kearah lebih baik :)

    ReplyDelete
  10. Suka dengan kata-kata ini: ada kalanya, seiring berjalannya waktu, pribadi baik & jahat tercipta secara bersamaan.
    Yah, namanya udh istri, itu pilihan kita jadi kita jgn keras kepadanya. Gak tau sih gw mah blm beristri, jomblo iya gw.. :D

    ReplyDelete
  11. lingkungan memg sngt b'pngaruh dlm mnciptakn prilku manusia, utk itulh kadang ada nasiht, 'jdilah sprt ikn di lautn hidup di air asin, namun dagingnya tak terasa asin...'

    ReplyDelete
  12. hidup bersama-sama
    saling membantu kurangi lara
    yakin pasti slalu bahagia...

    ReplyDelete
  13. bagi saya, menjalani hidup itu adalah proses mendewasakan diri...

    ReplyDelete
  14. Tulisan yg bagus. Manusia, terlepas dia istri atau suami seseorang, adalah pribadi yg teralienasi. Kebaikan atau keburukan, merupakan tempaan hidup yg hakiki. Tapi bukan berarti, dia harus pasrah..karena hidup terlalu berharga untuk menyerah.

    ReplyDelete
  15. manusia mempunyai dua sisi pribadi....
    kadang satunya menonjol satunya tidak namun punya potensi...
    tergantung mengasahnya..
    :)

    ReplyDelete
  16. Sebutan Istri Juara, mungkin memang layak mereka sandang saat ini & untuk selamannya. Yup, mereka adalah wanita2 hebat.

    ReplyDelete
  17. Mencerdaskan.
    Kesimpulan yang sempurna! :)

    ReplyDelete
  18. tulisannya bagus mas....*melongo...
    kpn sy bs nulis dalem kaya gini

    ReplyDelete
  19. ini bahasa tulisannya baku dan mendalam ya? :D

    keep writing :)

    ReplyDelete
  20. Istri Juara? hmmm boleh juga
    tapi aku ga mau menjandaaaa...
    hehe
    eh bagus nih ya kalo diangkat buat cerita teatrikal..

    ReplyDelete
  21. dewasa bersama usia ya? tp kadang masih ada juga yg gak mampu utk dewasa pdhl udah di makan usia

    ReplyDelete
  22. kalau ada yg bilang wanita itu makhluk yg lemah, itu sama sekali tdk benar. Kenyataannya wanita adalah makhluk2 kuat dan luar biasa. Sanggup menjalani hidup sepahit apapun. Menjalani peran seberat apapun.

    ReplyDelete
  23. seiring dengan berjalannya waktu, semoga senantisa bisa untuk memperbaiki diri...

    ReplyDelete
  24. tempaan masalah kadang akan mempercepat kedewasaan seseorang. tua itu pasti tapi dewasa adalah pilihan

    ReplyDelete
  25. Kalau dilihat dari sudut pandang yang satu ini rasanya pedih benar ya. Padahal di mata hukum, suami "mereka" (si istri teralis) sudah jadi monster yang bisa jadi meresahkan masyarakat.

    ReplyDelete
  26. iya, masalah yg menjadikan kita dewasa, belajar dari kesalahan yang udah lewat, belajar untuk memperbaikinya agar tidak terjadi lagi

    ReplyDelete
  27. konon katanya, baik buruknya seseorang hanyalah konstruksi realitas yg dibentuk :/

    ReplyDelete
  28. hemm..semoga waktu mendidikku menjadi pribadi yang baik

    ReplyDelete
  29. karena keseimbangan terbentuk jika ada baik dan jahat dalam realita dan impian.. pun begitu, dibalik keegoisan teralis besi akan muncul rasa sadar dan pasrah menikmati perhatian dari istri hingga timbul sesal yang tak akan menjadi kunci-perjalanan-kembali, tapi menjadi kunci untuk membentuk sebuah pintu menuju ruangan yang sama sekali baru ketika sudah menginjakkan kaki di rumput halaman.

    ReplyDelete
  30. Benar juga ya, sang istri teralis padahal bukan 'janda' tapi terpaksa berlaku seperti janda....

    ReplyDelete
  31. Bagus tulisan.a :)
    Bahasa Indonesia loo itu :D
    Waw

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.