Sahabat Tak Sejati




Barangkali, memang ada yang disebut sahabat sejati. Dan, barangkali juga, memang ada yang disebut sahabat tak sejati. Terserah, mau percaya atau tidak. Karena realita, selalu berbicara mengenai fakta, ketimbang hipotesa.

Sekali lagi, berteman. Dan, sekali lagi kehilangan teman. Bukan, karena tidak ingin berteman. Namun, terkadang, karena perilaku abai terhadap teman, yang menyebabkan semua itu bisa terjadi. Kemudian, di ulangi lagi & lagi. Sehingga, membuat semua itu terlihat seperti barang yang hina sekaligus menjijikan.

Seakan, kenangan lalu, hanya tinggal kenangan. Ikatan yang indah terjalin, antara sepasang manusia. Hanya tinggal kenangan di masa dahulu. Yang tak melulu, harus di adu. Tangis air mata, suka duka bahagia, hilang tak tersisa.  Padahal, sumpah sebagai sahabat setia, kerap terlontar dari mulut manusia.

Jika sudah seperti ini adanya.  Punya teman, atau tidak punya teman, artinya sama saja.  Toh, nanti ketika kita mati. Tak ada yang sudi, menjenguk orang mati. Ini bukanlah tentang luapan emosi. Karena, sudah bukan rahasia lagi, jika mengurusi diri sendiri saja kadang sering terlewati. Apa lagi, mengurusi orang mati.

Mengunjungi nisan sahabat, merupakan suatu pemandangan yang langka. Saat ini, dan mungkin juga nanti. Sehingga harus di abadikan, dalam bingkai foto figura. Bukan tanpa sebab. Mengunjungi, nisan kakek, nenek, pahlawan terlebih orang tua kandung saja, terkadang sangat jarang. Begitulah kenyataannya. Yang mau tak mau, harus diterima.

Bisa dikatakan hanya setahun sekali. Itu pun, kalau ada hari-hari besar nan sakral saja, seperti Idul Fitri, Natal hingga Imlek menjelang. Tak mengherankan, banyak nisan-nisan di pekuburan tua, sudah lapuk di makan usia serta di lapuk makan kesepian.

Hingga acap kali, rumput ilalang tumbuh dengan bebas, disekitar makam. Susah memang, menjadi manusia yang benar-benar manusia. Bukan hanya, jasad ataupun bangkainya saja, yang menyerupai manusia. Yang terkadang, lebih berbau busuk berpadu dengan anyir. Tapi juga, akal, pikiran & nurani, yang sudah seharusnya menyerupai manusia.

Mungkin penggalan, kalimat tersebut. Sering terlontar, dari mulut orang yang sudah mati. Walaupun, sebenarnya kita tak peduli tentang curhatan orang yang sudah mati. Itulah, mengapa orang mati, suka berkeliaran ke sana, ke sini. Untuk mencari jati diri, setelah pada akhirnya nanti mati.

Sahabat sejati, bukan berarti harus sehidup semati. Tapi, bukan berarti melupakan empati. Mungkin, setelah adanya reinkarnasi, sahabat sejati bisa bertemu kembali. Entah, dalam bentuk serta rupa yang berbeda. 

Namun, jika ada perpisahaan, sudah semestinya ada pertemuan. Itulah yang tersirat, dalam kepercayaan agama Budha ataupun Hindhu, jauh sebelum adanya peradaban suatu bangsa & budaya ada.

Manusia hidup, bersandiwara empati, untuk yang sudah mati. Padahal, setelah empat puluh hari, semuanya sudah basi. Hilang tanpa permisi, terlebih ucapan terima kasih. Tewas di negeri tiran. Hanya tinggal nama di batu nisan,

Kesimpulan : Pada akhirnya bukan kata-kata menyakitkan dari musuh yang selalu kita ingat, tapi diamnya para sahabat yang dulu mendukung kita. 






47 comments:

  1. Pada akhirnya
    bukan kata-kata menyakitkan dari
    musuh yang selalu kita ingat, tapi
    diamnya para sahabat yang dulu
    mendukung kita.

    sip bgd deh...sulit mmg mnjd teman atau mncari teman yg sesuai dg hati dan pikiran. jaraaang...

    ReplyDelete
  2. rasanya akan sangat menyakitkan jika seorang sahabat sejati tiba2 mendiamkan kita tanpa kita mengetahui alasannya ya.

    ReplyDelete
  3. memang rasanya sakit banget mas kalau ada sahabat yang seperti itu :(

    ReplyDelete
  4. orang mati masih mencari jati diri?
    buahaha... ada-ada saja..

    sulit menemukan sahabat. saya sajaaa, jika berteman dekat dengan orang lain, saya hanya menganggapnya kawan meski mereka menganggap saya sahabat. yaa sulitlah mendapatkan sahabat yang benar sahabat

    ReplyDelete
  5. sahabat kan muncul di saat yang tepat dan moment yang tepat,
    jangan berharap terlalu banyak pada sahabat, namun biarkanlah sahabat yang berharap banyak pada kita,
    itu intinya memberi dan menerima...merasa layak untuk menerima setelah usai memberi.....,
    maka janganlah tersakit pada kediaman seorang sahabat, karena bisa jadi kediamannya itu adalah berarti satu dukungan buat kita...karena yang mengetahui tentang kepastian hal itu hanya dia dan Tuhan....salam persahabatan dari Makassar :-)

    ReplyDelete
  6. I do love this one :))
    ini memang realita yg terjadi :))

    Sometimes, teman memang datang saat kita memerlukan. Tapi keseringan mereka hendak menjauh saat kita dilanda masalah.
    Hanya teman sejati yg masih mendukung & merangkul kita saat terpuruk.

    ReplyDelete
  7. Setuju nih dengan kesimpulannya Ndy :)

    ReplyDelete
  8. kalo aku, sahabat itu, orang yang merasa kehilangan saat kamu tidak ada, saat kamu pergi untuk selamanya :)

    ReplyDelete
  9. pengennya kita sahabat sejati itu tetap terjadi sepanjang hidup ya Mas Andy. Hidup jauh lebih menarik dan tantangan lebih mudah dihapi jika punya sahabat sejati disisi kita. Namun harapan tak senantiasa sejalan dng kenyataan, kita dan sahabat sejati manusia biasa yg penuh kekurangan. ada saja gesekan2 yg tak memungkinkan persahabatan sejati untuk diteruskan

    ReplyDelete
  10. Saya tidak berkomentar ach soalnya semuanya sudah diambil semua komentator semuanya hhihihi

    Saya suka ma Foto" Mas Andy
    Keren-Keren (:

    saya follow blogna, follow back ya Mas :)

    ReplyDelete
  11. persahabatan memang harus teruji ya Mas. dan begitu sudah teruji pun, mesti ada gangguan yang bisa mengoyak kekohannya.

    ReplyDelete
  12. bagus sekali mas :)

    tapi terkadang, diam2 kita merasa tertusuk oeh sahabat kita sendiri ..

    ReplyDelete
  13. nyari sahabat yg sehati emang susah , dan kalo saya ndak bisa nyari yo tak jadiin diri sndri sbgai sahabat sejati kalo bisa hehe.
    salam

    ReplyDelete
  14. Sahabat saya adalah sahabat sejati saya, dan lebih dari itu sahabat kecil saya adalah sahabat hidup sampai kami senja nanti.. :)

    ReplyDelete
  15. WOW!
    Keren. Sahabat sejati pada akhirnya hanya kematian dalam arti kesepian.

    ReplyDelete
  16. kak.. ini postingan yang sangat menyentuh..
    awalnya aku berniat untuk izin copas taruh di blog aku yang 1nya.. tapi kemudian, aku pikir kembali, tidak seharusnya aku begitu.
    saat baca postingan ini, dalam benak hanya ada dua, teringat sahabat-sahabat sejatiku dan juga mantan sahabatku.
    kakak benar, sangat benar, saat mati nanti, tidak ada yang menemani ataupun menengok kita. dalam ajaran Islam, hanya Allah yang selalu ada untuk kita, tak pernah meninggalkan kita dikala kita sendiri merasa tidak ada orang lain, hanya, seringnya kita sering lupa.
    terima kasih kak untuk komen-komen di blogku, aku sangat menghargainya, senang ngebacanya. :D

    ReplyDelete
  17. tanpa alasan meninggalkan kita, jadinya bingung ya apa salah kita

    ReplyDelete
  18. linknya yg ini:

    http://bumiaccilong.blogspot.com/2012/05/awarding.html

    soriii..soorii..

    ReplyDelete
  19. duuh bener bgt.. bikin makjleb..
    tapi teman sejati pasti akan kembali, walopun sempat menjauh, krn meskipun bersahabat, adakalanya kita perlu ruang utk sndri

    ReplyDelete
  20. pas banget postingannya sama suasana hati saat ini. Kebetulan kehilangan teman2 yg dekat dan jadinya merindukan sahabat yg jauh. Dan bener kesimpulannya, lebih sakit didiemin sama 'sahabat'.

    ReplyDelete
  21. sahabat...
    dirindukan ketika kehadirannya tak hadir kembali....

    kadang kita lebih mudah menemukan teman....
    teman sejalan tapi bukan teman sejati..

    ReplyDelete
  22. mengunjungi makam sahabat memang benar-benar hal yang sangat langka dan mengharukan,
    apalagi jika ternyata dia sahabat yang selalu mendukung kita sampai mati
    ^_^

    ReplyDelete
  23. sahabat yg sudah meninggal, meskipun tak bisa lagi di'jenguk', jelas masih bisa didaoakan :)

    anyway I am so amazed dengan kesimpulannya, keren!

    ReplyDelete
  24. setuju banget sama kesimpulannya...

    ReplyDelete
  25. sahabat, dia begitu dekat..namun juga bs langsung dramatis jd asng manakala dia dengan sengaja 'menikam' kita dr belakang

    #kok jd curcol yaaa

    ReplyDelete
  26. Sahabat sejati sesungguhnya ya diri kita sendiri. Semua akan meninggalkan atau kita yang akan meninggalkan.

    ReplyDelete
  27. Saya sempat seperti itu. Sahabat yang sudah saya anggap spt saudara, mandi , tidur bareng pun, malah mengkhianati saya.
    Yang sejati itu Tuhan, He won't NEVER leaves us. Amien!

    ReplyDelete
  28. tragis. sekaligus saya menyetujuinya. sebab ketragisan sejatinya adalah hakekat manusia. Salam:)

    ReplyDelete
  29. Mengenai jarang mengunjungi kuburan, terkadang kuburan itu menorehkan luka yang lebih dalam. Lebih menenangkan rasanya mengenang dan mendoakan dalam hati saja :)

    ReplyDelete
  30. sahabat sejati susah kita dapati
    tapi aku telah memiliki sahabat baik hati
    biarpun dia menikah tetap selalu berbagi

    sahat yang tak sejati
    kurasa seperti
    teman selalu ada tapi sebentar lalu berganti

    ReplyDelete
  31. Aish, gw gak tau dah harus ngomong apalagi, komentar2 sebelumnya udah mewakili. Yg bikin gw gimanaaa gt di postingan ini kata2 di kesimpulannya itu. Jleb banget..

    ReplyDelete
  32. beh dalem bgt kesimpulannya..

    mengesankan om..

    ReplyDelete
  33. yang akan menemani kita mati, hanya amal kita. sahabat yang dulu dekat, malah ia yang menguburkan kita nantinya dan ia akan kembali ke rumah.. namun, dengan berbuat baik, bisa jadi sahabat kita nantinya akan mendoakana atu palaing tidak saksi yang baik di akhirat nanti. jadi penting juga gan. :D

    ReplyDelete
  34. ehm.. masih belum update ya gan. sibuk kali ya. hehehe, sama kaya ane gan. mungkin ane juga bakalan ketularan ente sibuknya, sebenar lagi ritme posting sudah mulai di turunkan. :D

    ReplyDelete
  35. kereN oMm :-D kadang yang kita harapkan justru berbalik keadaannya

    ReplyDelete
  36. Keren banget nih om blog sama tulisannya.. saya baru mampir kesini.. Anda terlihat sangat hebat dalam merangkai kata-kata ~

    ReplyDelete
  37. Jadi ingat pada sahabat saya yg sudah meninggal, hanya doa yg bisa terucap..

    ReplyDelete
  38. hal yang terindah adalah jika punya sahabat sejati

    ReplyDelete
  39. Sahabat itu tak kan terpisahkan mungkin raga memang terpisah tapi hati tak seperti bunglon

    ReplyDelete
  40. Wow, kata-katanya sesuai sama realita :)
    Love this note soo much

    ReplyDelete
  41. tak ada yang abadi. termasuk persahabatan.

    ReplyDelete
  42. Entah mengapa tulisan ini membuatku menjadi teringat tentang masa laluku, tulisan ini sangatlah menyentuh

    ReplyDelete
  43. kesimpulan akhirnya ngena bet... :))

    ReplyDelete
  44. terkadang seseorang susah membedakan mana sahabat mana teman ? tapi klo seorang sahabat mendiamkan kita tanpa sebab berarti dia bukan lah sahabat karna seorang sahabat yang secara tiba2 mendiamkan kita berarti ada kesalahan di dalam dirikita yang membuat beliau mendiamkan kita tetapi diri kita sendirilah yang tidak mrnyadarinya ! #sekian :)

    ReplyDelete
  45. Memang semua orang memakai topeng :)

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.