Istri Tanpa Kata
Gundah gulana, mungkin kata yang tepat menggambarkan isi hati mereka sekarang & nanti. Setiap kali ditanya mengenai pendamping hidup, karena tanpa nuansa asmara & cinta hidup, akan terasa hampa rasanya. Inilah hukum yang berlaku, disemua kalangan & golongan mahluk hidup yang ada didunia tanpa membedakan status kasta sosial maupun kasta fisik.
Bagi kebanyakan orang, mungkin tidak pernah berfikir apa lagi terlintas dalam benak pikirannya. Untuk mendapatkan pasangan yang tidak sempurna seperti Tuna Wicara, merekalah istri tanpa kata apa lagi nada yang jarang di cari sebagai pendamping hidup. Tapi sangat banyak ditemukan, keberadaannya dimana-mana termasuk ditrotoar jalanan ibukota yang padat merayap.
Mereka bukannya tidak mau memikirkan pendamping hidup, diterima dengan baik dimasyarakat & keluarga saja. Sudah membuat mereka bahagia, bukan kepalang. Ibarat istilah kasarnya, mana ada yang mau mempunyai seorang istri yang tidak bisa berbicara sepatah dua patah kata. Jika kita, bisa mencari 1000 calon istri yang bisa berbicara halus, lantang & merdu diluar sana. Yang bisa mengeluarkan 100 kalimat dalam waktu 1 menit. Sungguh hebat bukan, dibanding mereka yang disebut istri tanpa kata.
Sebuah hukum sederhana nan keji tak kasat mata, yang seakan memupus harapan manusia seperti mereka Tuna Wicara. Sebelum tumbuh besar & berkembang, menjadi perawan desa yang cantik. Yang banyak diburu oleh kaum adam, untuk dihisap madunya lalu pergi tanpa bekas apa lagi pamit.
Inilah kenyataan yang selalu berjalan berdampingan dalam sebuah asa & doa. Yang tidak ada jalan keluarnya, kecuali mereka sendirilah yang harus memberontak dari takdir yang kejam tersebut. Maklum saja, jaman sekarang ahlak nurani bukan jaminan yang pasti untuk mendapatkan jodoh.
Atau memang jaman, yang telah berganti dari aktif menjadi pasif. Dan mereka telah tertinggal, entahlah apa yang terjadi jika sudah begini adanya. Kita tidak bisa, juga memaksakan seseorang untuk mencintai orang seperti mereka atas nama belas kasihan. Karena hakikatnya, cinta itu terjadi & bersemi jika dimulai dari hati & untuk hati. Sungguh malang atau memang sudah terbuang, itulah yang mereka hadapi cepat atau pun lambat.
Dan ini bukanlah tanggung jawab dari aparatur yang bernama pemerintah, yang sering kita caci maki & demo setiap harinya. Melainkan tanggung jawab moral dari semua orang yang bernama Manusia. Yang punya akal, pikiran bahkan terkadang nafsu birahi yang melebihi binatang buas sekaliber predator singa & buaya yang disegani.
Kesimpulan : Cinta yang suci menempatkan ukuran fisik hanya di nomor 10 dari 10 kriteria.
ini adalah blog kedua yang saya jadikan contoh yang baik untuk dunia tulis menulis, setelah ucahnk.. :D
ReplyDeleteyang mampu mengalahkan nafsu adalah ilmu, orang yang ditunggangi kelaparan akan fisik berarti tak banyak ilmu...
ReplyDeletekesempilannya ngena banget di hati hehe..
ReplyDeletetulisan ini membuat saya tahu betapa beratnya kehidupan yg harus dijalani oleh seorang tuna wicara
tanpa kata tapi beraksara...
ReplyDeleterasanya gimana kalau tanpa kata...
ga kebayang di benak :)
nice. .isinya sgt mendalam. pandai awk karang .
ReplyDeleteCinta yang suci
ReplyDeletemenempatkan ukuran fisik hanya di
nomor 10 dari 10 kriteria.
doohh...susah tu Ndi ;-)
iya, saya manggut-manggut aja baca postingan ini. bener banget. soal prioritas, memang harusnhya demikian, tuntunan agama juga bicara demikian bukan..
ReplyDeleteeits, kesian juga ya nasib orang yg harus menghadapi takdir kayak gitu
ReplyDeletememang begitulah dunia, kadang terlalu kejam
cinta adalah ruang dan waktu. Agama pintu selamat dunia akhirat
ReplyDeleteDan kalau menurut saya..kriteria fisik tak ada dalam cinta sejati...hehehhe.
ReplyDeleteTp klo jodoh kan siapa yg tau, ga memandang kyk gitu2 loh.
ReplyDeleteTulisan ini menyadarkan saya untuk selalu bersyukur..
ReplyDeletemakasi sharenya..
kriteriaku wanita sholehah... :)
ReplyDeletekriteria fisik bukan yg pertama :)
ukuran fisik nomor 10 dr 10 kriteria, itu sangat wow sekali keluar dr seorang pria. semoga seperti itu. hahaha :)
ReplyDeletealhamdullilah ya saya diberi keberuntungan oleh Tuhan, semoga saya bisa selalu bersyukur ....
ReplyDelete...
di tunggu follow baliknya ya ... :p
Sbnarnya penilaian thdp fisik seseorang itu relatif. Blh jd mnurt seseorang dia cantik namun mnrut orla dia biasa2 saja. So ke 10 dr 10 kriteria itu tergantung siapa yg menentukan....
ReplyDeletekalau sudah bicara nafusu kadang emang susah, orang baik bisa jadi jahat. juga termasuk aparatnya juga kali ya... kasihan wanita itu
ReplyDeleteapabila manusia menepiskan nafsu dunia, rupa bukanlah alasan kesekian dalam pernikahan :)
ReplyDeleteCinta yang suci menempatkan ukuran fisik hanya di nomor 10 dari 10 kriteria.
ReplyDeletemsh mudakah menemukan manusia di jaman spt ini yang masih menerapkan kalimat di atas ?
Cinta suci itu terlahir dari hati, tidak memandang fisik dan juga materi.
ReplyDeleteTapi menurutku cinta yang sebener-bener cinta adalah cinta karenaNYA. Cinta yang membawa kita lebih dekat kepada yang menciptakan yaitu Allah Swt.
kecantikan itu bisa sirna, pun begitu dengan kesempurnaan fisik itu seketika bisa lenyap.. untuk menjadi teman hidup, tidak etis rasanya kalau menomor satukan fisik sebagai kriteria dalam memilih pasangan.. :)
ReplyDeletecinta suci susah banget dicari mas, jaman sekarang cinta malah makin banyak menuntut kesempurnaan.
ReplyDeleteTapi saya pernah tertari denan cerita dari Indonesia bagian timur, ada bule yang mau menikahi wanita daerah sana yang kekurangan fisik. Saya terharu membaca beritanya. yuk kita tumbuhkan rasa saling kasih sayang dan saling melindungi.
ReplyDeleteMungkin terlalu tinggi mengharapkan cinta suci ya.. Cinta manusia banyak kekurangannya sbb manusia itu sendiri tidak sempurna.
ReplyDeletekalau udah cinta ya cinta, ga peduli bagaimana kekurangan fisiknya. Itulah cinta yg sejati
ReplyDeletejika lelaki dikasih 2 pilihan, pilih mana? istri yang cerewet dan kerjanya ngomel melulu atau yg tuna wicara?
ReplyDeleteTulisannya ngena bgt sob, rasanya menyayat hati.
ReplyDeleteSetiap perempuan ingin tampak cantik secara fisik. Tapi Allah tak memberikannya kepada semua perempuan. Pasti ada reasons di belakang itu. Jadi alangkah tak mulianya lelaki yg mensyaratkan syarat fisik kepada calon istrinya..
ReplyDeleteGila, jujur gue sedih baca postingannya. NObody is perfect in the world. Itulah kenapa bagi gue, fisik cwek yang sempurna itu cm utk dilihat, kalo utk dimiliki dan cintai itu ya perilakunya ke kita dan sekitar.. :)
ReplyDeletedan note diatas sebagai salah satu bentuk tanggungjawab dari seorang manusia...sepakat
ReplyDeletegaya penulisannya oke banget,,harus belajar banyak di blog ini nih;)hehe..
ReplyDelete"Istri Tanpa Kata" sungguh sebuah renungan yang penting bagi kita bersama. Tak sekadar bentuk tanggung jawab sebagai manusia, tetapi juga cinta yang sesungguhnya mewangi dari jiwa yang setulusnya.
ReplyDeletetanpa kata tidak merintangi mereka memperoleh cinta bukan?
ReplyDeletetapi sebagai manusia bisa pasti kita akam memilih dulu kan yak :)
ReplyDeleteJadi pertanyaan yang terus terngiang-ngiang dalam pikiran saya, apa sih yang bisa kita lakukan untuk mereka setelah kita membaca tulisan ini?
ReplyDeleteApakah setelah kita tahu, kita lantas diam saja?
tulisannya rapih banget
ReplyDeleteDan ini bukanlah tanggung jawab dari aparatur yang bernama pemerintah, yang sering kita caci maki & demo setiap harinya. Melainkan tanggung jawab moral dari semua orang yang bernama Manusia. *noted.. terkadang orang hanya menilai dari satu sisi tanpa mengindahkan hal-hal sekitar termasuk diri kita sendiri... Nice share..
ReplyDeletemungkin di nomor 10
ReplyDeletenamun kadang itulah juga yg dipertimbangkan juga dalam hidup...
ingat setiap manusia punya prioritas yg berbeda dengan ukuran dan nilai berbeda ppula...
:)
bagus deh isinya..
ReplyDeleteWlopun tuna wicara, aku yakin kok jodohnya sudah disediakan oleh Yang Diatas. Tidak semua laki-laki itu berniat jahat kan? ^_^
ReplyDelete