Laki-Laki Bodoh






Bercinta, semalam suntuk dengan seorang wanita. Lalu pergi, tanpa pamit, terlebih tanggung jawab. Siapa yang tidak mau ? Rasanya semua laki-laki normal, mau jawabnya, terlebih laki-laki hidung belang. Dengan kepala menyerupai buaya, dan berekor kera. Di tambah dengan, bonus keperawanan. Beli satu dapat sepuluh, istilah kata.

Bertolak belakang dari hal tersebut. Mana ada wanita, yang mau menghabiskan berjam-jam waktunya di atas rancang, untuk bercinta dengan lelaki binatang seperti itu. Dengan lelaki sendiri saja, terkadang merasa malas terlebih jiji. Namun apalah daya, seperti kata pepatah “ nasi sudah menjadi bubur “. Sebagian dari kita, terkadang tertipu dan suka di tipu.

Sadar atau tidak, itulah yang tejadi. Dan kerap terjadi. Lebih menggelikannya lagi, rela menukarkan kenikmatan duniawi demi seonggok daging. Dengan sekali dua sentuhan saja, sudah menjadi buncit. Kemudian, secara perlahan tetapi pasti, menyesal, lalu menangis minta tolong. Tolong.

Itu belum seberapa, terkadang, ada yang tidak kuat, lalu mencoba bunuh diri, dengan cara gantung diri memakai seutas tali rapiah bekas, bekas tali jemuran, bekas bungkus kardus. Perilaku aneh, yang lebih mengundang tanya, dibanding rasa simpatik. Namun ada saja, yang simpatik, satu, dua hingga tiga orang disekitar mereka. Syukur-syukur, ada yang mau menjadi ayah, dari cabang bayi dalam kandungan tersebut.

Yang sudah, menggelembung buncit, seiring berjalannya waktu. Entah karena kasihan semata, iba, atau cinta terpendam. Biarlah waktu, yang menjawabnya. Karena yang terpenting, ada yang mau bertanggung jawab terhadap kehamilan tersebut. Tak penting, siapa & bagaimana rupa, dari orang itu. Sehingga tak ada kata malu, yang hinggap, ketika pesta pernikahan digelar dengan meriah, semalam suntuk. 

Meski semua itu, harus dibayar mahal dengan kepura-puraan. Sebuah anomali, yang banyak terjadi disekitar kita. Tak peduli, tua ataupun muda, semua tahu hal tersebut. Namun sayangnya, tak peduli dengan masalah tersebut. Terkecuali anggota keluarga mereka, satu per satu, mengalami musibah itu sendiri.

Sekarang ya sekarang, nanti ya nanti. Itulah, istilah sederhana, yang sering dipakai untuk menutupi kesedihan. Menyedihkan memang, jika banyak dari kita yang berfikir seperti itu, seakan tak punya, hati nurani yang menggelayut di batin. Setelah pesta pernikahaan usai. Mulailah ritual baru tetapi klasik, yaitu urusan kelamin. Lagi-lagi urusan kelamin, tak ada habisnya, membahasnya, terlebih bergelut dengan hal tersebut.

Jaman memang sudah edan, yang baik jadi tidak baik, dan yang jahat menjadi semakin jahat. Tinggalah kenangan, semua masa muda. Masa dimana impian, dan angan-angan menggebu-gebu. Kini mungkin juga nanti, sudah sinar. Pada saatnya, impian tersebut, sedikit demi sedikit, diwariskan kepada anak mereka, yang kelak akan tumbuh besar kemudian dewasa.

Sementara, waktu berjalan. Sementara itu juga, kerja keras serta benih-benih cinta di pupuk. Dari kata terpaksa, menjadi kata cinta. Dua sejoli, yang dahulu muda penuh ego, sekarang berubah drastis menjadi orang tua yang sok bijak. Hal tersebut, dilakukan perlahan. Agar hal sama tapi serupa, tak terjadi untuk yang kedua kalinya, kepada anak mereka, yang konon katanya sering disebut anak haram.

Cinta itu sendiri, terkadang rumit terlebih aneh, sering kali bertengkar dibanding bercinta. Namun, sudah saatnya, menjadi dewasa tanpa harus sering bercinta. Karena terlalu banyak bercinta, jadi malas bekerja. Hal, yang berdampak buruk, bagi keluarga.

Kesimpulan : Berdiam  dan tidak melakukan apa-apa, merupakan dua hal yang berbeda.

49 comments:

  1. begitulah kehidupan mas, terkadang orang terjerumus ke hal2 negatif hanya karena kepuasan sesaat.

    ReplyDelete
  2. bukan soal salah benar,,,

    sedikit rumit, complicated, bicara soal sex, cinta, dan budaya.

    ReplyDelete
  3. Rumit memang, tapi itulah realitanya. Saya juga nggak tau, dan tak pernah tahu sebelum merasakan apa yang mereka rasakan. Dan semoga saya tak pernah merasakan yang demikian . . .

    ReplyDelete
  4. Seperti biasa tulisannya gileee kayak jurnalis abis, ente jurnalis ya? Emang laki-laki bodoh ya gitu, ngabisin duit cuman utk kepuasan sesaat.. Gak mikirin bini di rumah, kalo yg masih bujangan mah mending. #lho..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan jurnalis bang, cuma orang bodoh aja yang suka nulis :)
      mana ada jurnalis, tulisan jelek & berantakan begitu.

      Delete
  5. temanya biasa tapi disajikan dengan sangat mempesona

    ReplyDelete
  6. Itulah nafsu dunia hanya sementara,nanti juga semua yang kita lakukan akan dipertanggung-jawabkan didunia akhirat.

    Hidup ini hanya sementara dan jadi lebih baik menanam yang baik untuk dunia akhirat nantinya.

    ReplyDelete
  7. kasian ya anaknya :( padahal anaknya gak haram, perbuatan orang tuanya yg haram..

    ReplyDelete
  8. ironis banget ketika melihat kenyataan banyak di luar sana pasangan yang nglakuin sex bebas, hamil, trus aborsi, padahal banyak juga pasangan suami istri yang setengah mati berjuang untuk bisa mendapatkan keturunan

    ReplyDelete
  9. Huwaaaa...lelaki jaman sekarang T_T

    ReplyDelete
  10. fenomena aneh yang diterima oleh budaya jaman ini. anyir banget kan... meu menyalahkan siapa sekarang. segalanya sudah terlanjur rusak. hanya kembali kepada kitalah budaya rusak ini berbalik.

    ReplyDelete
  11. urusan kelamin yg nikmatnya sesaat bisa berujung pada penderitaan seumur hiduo

    ReplyDelete
  12. Makasih ya kak buat kunjungan dan komennya di blog saya. Saya gak ngerti sama wacana kayak gini sih mas. Saya terlalu lugu dan polos sih :huek :-D jadi sy gak tw mau komen keyak gimana. Ehehehehe

    ReplyDelete
  13. jangan percaya mulut lelaki deh. hehe

    ReplyDelete
  14. gapapa om...
    hidup kan pilihan. ga bisa kita nyalahin pilihan orang sejauh tidak nonjok kita. toh segala resikonya juga ditanggung masing-masing...

    ReplyDelete
  15. wah ini bercinta dalam artian 'itu' yah? hahaha

    ReplyDelete
  16. @Balesan dari blog ku:

    LOL
    X))))

    Itu bukan spam bang. Itu emang bener blogger-blogger asal luar negri kok kan ada foto dan link blog nya juga masa nggak bisa ngebedain bang? hihihi

    Kalo spam itu nggak ada identitasnya. Paling cuma naro link doang.
    gitu =)

    ReplyDelete
  17. wanita musti pandai menjaga diri

    lelaki juga musti pandai menahan diri

    ReplyDelete
  18. hidup punya banyak pilihan, tergantung yang milih aja

    milih sejenak senang lalu sengsara selamanya

    atau sengsara awal lalu bahagia seterusnya...

    ReplyDelete
  19. Keren,kta2nya bagus,ada typo sih but it's ok

    ReplyDelete
  20. fenomena yang tak pernah hilang dari jaman terdahulu...

    ReplyDelete
  21. kepuasan sesaat yang menjemuruskan. tapi itulah manusia, selalu terpedaya.

    ReplyDelete
  22. Kalau saya ketemu laki-laki bodohnya awas ajaa.. hehe., maka dari itu upayakan selalu mawas diri agar tidak mudah terjerumus kedalam hal2 yang merugikan

    ReplyDelete
  23. yoyoyoyoo....
    emng ironis...
    tp itulah surga dunia yg lelaki inginkan (mungkin).....
    sebuah perilaku aneh di luar norma, hukum dan agama...
    namun ada dan eksis....
    entah siapa yg mengajarkannya...

    ReplyDelete
  24. oke deeehh... mari kita sama-sama bisa menjaga diri dan hawa nafsu...

    ReplyDelete
  25. siapa yang salah? kaum wanita yang terlalu bodoh, ataukah kaum pria yang terlalu bernafsu besar?

    ReplyDelete
  26. Gw harus bilang apa? Saat saat seperti ini, nafsu mengalahkan segalanya, dan uang memperbudak segalanya. Jika tak tahan godaan, dan hanya miliki iman setebal jarum, apa daya pasti sudah terlarut larut dalam surganya dunia.

    ReplyDelete
  27. Tulisan ini maknanya dalam sekali ...
    Miris, krn di mana2 yang jadi korban perempuan

    ReplyDelete
  28. Bercinta itu ada waktu dan tanggungjawabnya. Sebenarnya saya belum cukup umur untuk membaca postingan ini :D

    ReplyDelete
  29. Miris, sudah banyak yang kehilangan hati nurani..
    lebih mengutamakan kesenangan sesaat tanpa memikirkan dampak setelahnya..

    ReplyDelete
  30. mudah2an kita semua tetap dijaga ya mas :)

    ReplyDelete
  31. kalo kata ibuku: nikmatnya ga sebanding dgn derita yg ditanggung
    tentu saja perempuanlah yg menderita

    ReplyDelete
  32. Sebenarnya sih nggak rumit-rumit amat.
    Aksi-reaksi-gejala-respon nya itu loh yang rumit.
    hihihi

    ReplyDelete
  33. "sekarang ya sekarang, nanti ya nanti"
    I hate that.

    Tulisannya bagus dan mengena. :)

    ReplyDelete
  34. Tetangga saya, satu atau dua orang wanita ada yang jalan ceritanya seperti ini. Padahal parasnya ayu, mana ada lelaki yang tak menoleh padanya kalau dia lewat. Tapi ya begitu, dia menjatuhkan hati pada seorang lelaki yang "katanya" amat mencintainya, wajah rupawan. Gelap-gelapan, saling meraba, kebablasan sudah, sekali dua kali, bunting. Lelaki nya kabur dan orang tua si wanita yang menanggung malu. Menikahkan anaknya kepada SIAPA SAJA YANG MAU..

    Sayang cantiknya, sayang ..

    ReplyDelete
  35. Itu yang namanya nikmat sesaat, derita seumur hidup >__<

    ReplyDelete
  36. Heemm.. Bener banget.. Skrg cari laki2 yg gag jamah2 tuch susah,yg alim aja msh jamah2.. Gag diliat itu wanita bener atau gag bener,yg pntg nafsunya terlampiaskan..
    Sekarang dr wanitanya aja yg hrs pandai2 jaga diri.. Jaga iman.. Agar gag ikut terjerumus.. :)

    ReplyDelete
  37. Kalo ada wanita yg mau sama laki2 bodoh itu ya jauh lebih bodoh, ya mas?

    ReplyDelete
  38. Waaaahh dalam banget neh uulasan :)

    ReplyDelete
  39. itu jdul'nya lelaki bodoh apa wanita bodoh tepatnya yah ?
    entah salah siapa peristiwa seperti menjadi lumrah, yang di herankan mengapa setelah semuanya terjadi harus ada kalimat 'nasi sudah menjadi bubur' bukankan bubur di buat untuk di makan juga ?
    seharusnya ada tindakan sebelum nasi itu menjadi bubur, karna faktanya kita sengaja membuat bubur untuk di makan, 'bubur' yang di gunakan untuk kiasan itu apakah sengaja di buat, atau ketidaksengajaan ? entahlah,,,bagaimana mungkin ketidaksengajaan bisa dinikmati secara berulang.

    ReplyDelete
  40. Apapun itu, seburuk apapun orang tua pasti menginginkan anaknya tidak akan menjadi manusia berperangai buruk. yah, walaupun apa yang sudah mereka lakukan di masa lalu tak bisa dikatakan sbg perbuatan baik, setidaknya mereka harus berakting dengan baik agar anak mereka tak terjerumus kelak, meskipun itu hanya pura - pura. Ironis...

    ReplyDelete
  41. suka tulisannyaaaaa, kayaknya perlu belajar nih :D

    ReplyDelete
  42. Hidup itu adalah suatu rantai sebab akibat...disaat kita siap menanggung resiko atas perbuatan yg kita lakukan, saat itulah jgn smp ada kata "mengeluh" atas akibat perbuatan kita...bunuh diri hanyalah tindakan pengecut...bertaubat itu lebih baik...terkadang ada baiknya kita lebih berpikir terbuka, daripada mencemooh orang2 yg terjerumus itu, lebih baik kita membantu dan mensupport agar mereka menjadi insan yg lebih baik...toh, gak semua terjadi atas dasar "kenikmatan sesaat" saja..tiap orang punya sejuta alasan utk melakukan itu...daripada mencemooh, lebih baik berkaca, apakah kita telah menjadi individu yg baik di mata Tuhan dan orang2 sekitar kita?...lebih baik menanggung akibat sendiri, being single parent, drpd menjerumuskan orang lain...selesaikan satu masalah, jgn menambah panjang masalah...bila lingkungan hidup kita tak bisa menerima,larilah ke lingkungan yg feel fine dengan apapun kondisi terburuk yg kita hadapi...

    ReplyDelete
  43. Atas nama kepura-puraan itu yang ironis, entah apa namanya.
    Dewasa. Terpaksa. Mulia.
    Yang bodoh yang melakukannya.

    ReplyDelete
  44. so , what do you think ?
    menurutku, sesungguhnya hidup ini hanya berjalan lurus,tapi ketika ada belokan kanan ataupun kiri hanya manusia itu sendiri yang menciptakan, so.... perihal kebodohan ? juga hanya manusia itu sendiri yang menciptakan :)

    ReplyDelete
  45. Ngena banget tulisannya mas :)
    "Berdiam dan tidak melakukan apa-apa, merupakan dua hal yang berbeda" setuju banget :D

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.