Melayat Atau Di Layat
Ketika pahala & dosa sudah mengambang,
kematian hanya tinggal menunggu di timbang. Tak peduli apa kata orang. Karena,
lubang kematian, tak mengenal kata penyesalan.
Banyak sudah yang mati di jalanan ibukota. Dari
mulai pria, wanita hingga waria, turut menjadi korban dari amburadulnya sistem
tata kelola negara. Sebab lain, dari maraknya kecelakaan lalu lintas adalah
kesadaran berkendara yang masih terbilang
kurang. Di negara yang konon katanya, sedang berkembang
Cukup
banyak lulusan sarjana cemerlang dari
fakultas berstandar Internasional. Tapi mengapa kematian yang datang, dan terus
saja berulang ? Melibatkan tawa sesudah air mata.
Sesungguhnya,hal ini mengingatkan kita, bahwa iman tanpa tutur
kata & perilaku yang baik, pasti tak akan ada gunanya, tak akan ada manfaatnya.
Dan tak akan memperpanjang umur kita, tentunya.
Yang mati karena sebuah tragedi, terkadang anak
seorang menteri bersembunyi dibalik sunyi. Tak ada lagi tanggung jawab sebagai
manusia, ketika hukum bisa dibungkam dengan sebuah nama, citra & pidato penuh retorika.
Tangan, kaki, hidung, mata, telinga hingga
kepala terbuang percuma, hanya karena urusan dunia. Dunia, yang tak semestinya,
meminta umpeti dari sebuah tragedi. Ketika kematian sudah didepan mata, liang
lahat hanya jadi simbol penghapus dosa.
Pilihan, kini tinggal dua. Melayat atau di
layat. Jangan mencoba tanya pilihan ketiga, karena pilihan ketiga, hanya ada
dalam sandiwara di layar kaca. Tentu, yang berakhir bahagia, bukan duka penuh
nestapa.
Karena, sudah bukan rahasia umum lagi, naik haji
& naik gaji terkadang dua hal yang sama persis dalam segi pengucapannya,
namun menjadi berbeda ketika gengsi & sensasi mulai mendominasi.
Keselamatan berkendara, sudah seharusnya menjadi
sebuah pelajaran berharga, yang tertanam di luar kepala. Sehingga, tak ada yang
perlu lagi menjadi janda, ketika bus dan sepeda, sedang beradu kuasa.
Kesimpulan
:
Bertambahnya usia bukan berarti kita paham akan segalanya.
baru kemarin saya menyentil soal carut marut di jalanan. Dan membaca ini saya jadi mengambil kesimpulan ini gambaran yang lebih tepat, tulisan ini lebih bernyawa dengan menggambarkan hal-hal yang memang adanya di negeri kita,
ReplyDeletesekrg kalo g butuh2 bgt sy jd males keluyuran di jalanan. soalnya,, walopun kita sdh hati2 kadang orla yg bikin masalah.
ReplyDeleteya,,, walopun maut memag Alloh yg nentukn tp setidaknya kita sdh berusaha utk berhti2, agr jangan sampi nyawa melayg dijalanan....
dari kesimpulannya keknya mas lagi ultah yah? *asal nebak* hehehhe
ReplyDeletesiklus hidup tuh melayat dan di layat :)
Kita sudah berhati-hati tapi orang lain tidak demikian ya
ReplyDeletejalan raya sudah menjadi arena pembunuhan, kendaraan lalu lalang laksana peluru yang beterbangan mencari korban :-)
ReplyDeleteapatisme di tangan Mas Andy jadi tulisan yang bagus ya..
ReplyDeletemirip sama Bang Uzay karakternya. top Mas.
soal jalanan di sini, kayaknya memang ada di level chaos Mas. remuk dan tidak ada perbaikan dari sisi sikap mental penggunanya.
hukum di negara ini seperti barang yang bisa di juaj beli ya mas, yang kaya bisa lepas dari jerat hukum dengan begitu gampangnya. sementara yang miskin tak bisa berbuat apa apa.
ReplyDeletehidup, mati dan generasi baru muncul menggantikan generasi lama
ReplyDeletejadi untuk generasi sekarang, inilah saat untuk berbuat
liang lahat hanya jadi simbol penghapus dosa... Seeeerrrr ngena banget di benak saya pak :)
ReplyDeleteMulai dari diri sendiri untuk lebih bijak dan smart di jalan raya
ReplyDeletequotes nya beneeer banget.. kmaren dapet broadcast ada yg tewas umur 29 th difly over jalanan tiap hari ngampus, jadi harus ekstra hati-hati lagi. sayang investasi pendidikan yg udah dijalanin ya. *curcol
ReplyDeletesedih ya mas, memang, saat mendengar berita seperti itu. betul sekali kalau kita tak melihat penyebabnya satu saja, padahal ada beribu faktor di luar sana.
ReplyDeletehaduuu... lalu lintas makin kacau apalagi di ibukota. eh di kotaku tinggal sekarang aja uda gak karuan. asal srobot. apalagi ojek.. harus serna hati-hati lah mas.
ReplyDeletemelayatlah sebelum dilayat :)
ReplyDeletekendaraan di jalan, sekarnag, benar2 membludak. melebihi volum jalan. kepemilikan kendaraan bermotor kayaknya perlu dibatasi dan diperketat.
sayang kan,berapa sudah nyawa melayang konyol, tertabrak di jalanan...
saya sangat setuju mas,,yang tua belum tentu hebat dan yang kecil belum tentu bodoh,,hehe
ReplyDeleteJalanan Indonesia memang tidak ramah, apa lagi untuk manusia yang cuma mengandalkan kaki >.<
ReplyDeleteehm.. inilah carut marutnya negri ini. tinggal dua pilihan itu aja.. bener juga kata ente
ReplyDeleteHmm, sama aja kayak shalat atau dishalatkan, hehe.. Yah, gw jg sering heran orang suka ngebut2 dalam berkendara. Kalo emng masalahnya waktu, kenapa gak dari diri kita sendiri kan yg memperbaikinya, kayak berusaha dateng jauh lbih cepat dari yg dijadwalkan. Kalo kayak gitu, gak mungkin kita dilayat.. :D
ReplyDeletemasyarakat emang kadang selalu mengeluh, tapi lupa dengan kewajiban juga. seperti contoh kecil ya dijalan raya. sama sekali gak pake aturan.. hmm..
ReplyDeletesemoga jangan hanya ada dua pilihan deh yak.. masih ada pilihan untuk hidup dengan tenang dong..
Udah gak bisa komentar deh. Tulisan mas Andy kuat banget :)
ReplyDeletetuntutan dalam dunia luar rumah memang gak bisa dipandang sebelah mata saja.. memerlukan sedikit waktu dan kesabaran kita.
ReplyDeleteklo ngliat pengendara dijalanan sekarang ini kok ngeri ya.. Seolah2 nyawanya banyak. Pdhl kan yg jd korban bukan dirinya sndri tp jg hidup org lain jd taruhannya
ReplyDeletetrotoar minim banget. pejalan kaki sering banget di klaksonin pengendara motor dan mobil..
ReplyDeleteMeski malayat atau dilayat sudah menjadi keniscayaan, namun tetap saja akan ketakutan jika terjadi kecelakaan lalin. Seringan apapun, tetap membuatku menghindar menaiki motor/mobil beberapa lama sampai siap menapak jalan lagi.
ReplyDeletemalah curcol. :D
baru aja denger berita meninggalnya Uje krn kecelakaan motor, dunia semakin tua..kita harus semakin eling lan waspodo (ingat kpd-Nya & waspada)
ReplyDeleteTertib berlalu lintas sangat diperlukan, dimulai dari pribadi atau dirisendiri.
ReplyDeletemengabaikan atau menyadarkan... membiarkan atau membenarkan... tugas kita semua tuh :)
ReplyDeleteGaya bahasanya puitis banget....KETIKA BUS DAN SEPEDA SEDANG BERADU KUASA ! Jempol dech...
ReplyDeleteJika kamu selama ini sering merasa kecewa dengan penegakan hukum di negara kita, atau kecewa dengan pemberantasan korupsi yang terkatung-katung, kecewa dengan aparat hukum yang lemah dalam bertindak, maka sebaiknya kamu tidak usah mengikuti berita tentang tabrakan BMW seri V dengan Luxio yang menelan 2 korban jiwa.
ReplyDeleteKarena berita itu akan membuat kamu menjadi semakin kecewa.
Percayalah.
keren (y)
ReplyDeleteSangat bermanfaat dan berfaedah. setidaknya bisa pelajaran buat saya secara pribadi. Terimakasih sob informasinya.
ReplyDeletenamanya juga alangan mas...
ReplyDeletekecelakaan kan ga disengaja..
:P