Janda Bukan Ganda




Menikah saat ini, bukan jadi ajang yang sakral, kebanyakan hanya jadi ajang pelengkap ritual. Ritual, yang kebanyakan mempermainkan kemaluan. Entah, dengan cara manual, atau justru dengan gaya sensual.

Sabtu pagi, masih tergolek rapi. Padahal, adzan subuh sudah terlewati. Bangun pagi, yang sudah di maklumi, untuk para pengantin baru, berselimut haru. Tak di sangka, semua berlalu begitu saja. Tanpa ada kenangan yang tersisa. Terkecuali, suka duka nestapa yang ada.

Menjadi janda, layaknya orang di perkosa, namun tak di perkosa pada kenyataannya. Karena perbedaan memperkosa & tidak di perkosa, terletak pada dua bagian. Pertama cara menikmati, dan yang kedua, bagaimana menikmati. 

Selebihnya, hanya Tuhan, dan manusia itu sendiri yang tahu pasti, tentang pelengkap dari kedua bagian tersebut. Dan, hingga saat ini, masih menjadi misteri.


Akhir dari sebuah hubungan,  biasanya di latar belakangi karena rasa bosan, atau justru karena menyesal.  Menyesal, yang di sadari, terlebih sering di nikmati sebelum semuanya terjadi. Dan pada akhirnya, semua berakhir, di meja peradilan. Namun, tidak jarang, semua itu berujung damai. 

Makin banyak yang menjadi janda, berjalan lurus, dengan banyak kasus orang mati karena dogma. Menurut beberapa survey terkemuka, lebih banyak orang yang mati karena cinta. Dibanding orang yang mati karena narkoba.  Karena cinta itu sendiri, ada sebelum narkoba itu tercipta. Benar atau tidak, itu fakta yang ada. Dan, mungkin sulit di terima.

Perilaku yang sudah membumi, dari mulai orang biasa, hingga pejabat sekelas bupati. Tak mengherankan, banyak wanita yang cepat berbadan dua, dan cepat pula menjadi janda. Entah, karena terjerat tipu daya, atau justru buaya itu sendiri yang berbahaya.

Susah payah, meremas bahagia. Saat pagi tiba, semua hanya tinggal nestapa. Puluhan juta uang raib terbuang percuma, hanya karena malu dengan dapur mertua. Janji sebagai pasangan yang setia, hanya jadi bumbu pelengkap semata. Sebuah lakon dramatis, yang mungkin setiap dari kita akan alami, sekarang atau nanti.

Cinta, itu sendiri membingungkan. Mungkin, lebih membingungkan dari pada hitungan angka dalam rumus satuan unsur senyawa kimia. Yang, jika di pelajari, maka hal tersebut akan semakin kompleks. Dan, yang mempelajari hal tersebut, akan menantang atau justru malah terbuang.

Atas nama sensasi, manusia rela berereksi. Tak ada lagi, yang di sebut emansipasi. Kini, yang tertinggal hanya nafsu penuh birahi. Niat menikahi, kini malah jadi ajang prostitusi. Benarkah mereka seorang yang binal, sehingga pantas di perlakukan brutal.

Kesimpulan : Menjadi bahagia bukan bagaimana bisa tersenyum, tapi bagaimana menerima dengan hati lapang.

34 comments:

  1. banyak wanita menjanda karena suami mati dibunuh cinta :D

    ReplyDelete
  2. haish, lebih membingungkan mikirin senyawa kimia..
    XD

    ReplyDelete
  3. ritual yang mempermainkan dan sekedar menyelamatkan kemaluan. hehe, bagus tuh saya garisbawahi deh. jadi esensinya sudah bergesar ya Mas. emang koq

    ReplyDelete
  4. menerima dgn hati lapang..itu yg paling2 susah :p

    ReplyDelete
  5. sudah separah itukah dunia ini? ketika topeng rasa malu, sudah benar benar luntur oleh napsu yang menggebu. Jadi janda bukan berarti hina, lelaki yang membuat itu tanpa rasa yang bisa dipertanggung jawabkan baru itu hina. Kecuali kematian misalnya.

    ReplyDelete
  6. sayang sekali ketika sebuah pernikahan hanya di dasari oleh nafsu semata ya. Padahal sejatinya pernikahan adalah membangun kehidupan di atas dua kepala yang berbeda. Segala kekurangan dan kelebihan pasangan semestinya bisa di terima dengan lapang dada.

    ReplyDelete
  7. Menyandang gelar janda bah menggelar aib rumah tangga. banyak orang mencibir dan memandang sebelah mata. Cinta yang tidak selamanya memiliki dan tidak selamanya berjalan bareng.

    ReplyDelete
  8. Tulisannya dalem banget deh mas..

    ReplyDelete
  9. perceraian adalah pilihan, tidak ada yang salah dengan itu tapi aku memilih untuk tidak memasukkan perceraian dalam kamus berumah tanggaku kelak, bagaimanapun nanti, aku ingin hanya menikah sekali untuk selamanya, kecuali nyawaku yang jadi taruhannya, mungkin perceraian bisa dijadikan pertimbangan :)

    ReplyDelete
  10. barangkali gitu kali ya kalo cinta sudah tak dilandasi dengan iman dan kecintaan karena Allah ta'ala :)

    ReplyDelete
  11. belajar ikhlas, gak semudah kayak pengucapannya, ya

    ReplyDelete
  12. wow, analisa yang bagus untuk kejadian yang akhir-akhir ini sangat sering terjadi, segitu mudah pasutri memutuskan untuk bercerai dengan alasan udah tidak ada kecocokan lagi, saya sendiri tidak setuju, saya selalu yakin dan percaya klo pernikahan dilandasi karena ibadah dan cinta tulus ke pasangan, ketidakcocokan harusnya bukan menjadi masalah besar. Tapi ya kembali ke pribadi masing-masing. Toh bercerai jauh lebih baik dari pada tetap mempertahankan pernikahan tp salah satunya selingkuh, dengan alibi udah ga cocok, atau malah mungkin ga cinta, Naudzubillah

    Fenomena menikah dan bercerai jaman sekarang memang mengerikan. Semoga aku, kamu, dan kita semua dijauhkan dari hal itu, semoga Allah selalu melimpahkan berkah dan rahmatnya, Amin! :)

    ReplyDelete
  13. Cinta, itu sendiri membingungkan. Mungkin, lebih membingungkan dari pada hitungan angka dalam rumus satuan unsur senyawa kimia

    Haha setuju Mas! Tapi kalau pernikahannya langgeng pasti ogah ngitung rumus satuan unsur senyawa kimia :D

    ReplyDelete
  14. Mas Andi saya suka dengan tulisan-tulisannya.. bagus dan selalu pengin ketawa bacanya..

    ReplyDelete
  15. Iya sih Mas, saat cinta dijelaskan pakai logikan dia amat membingungkan. Tapi katanya cinta tak harus selalu dipahami dengan logika, sebab dia adalah bidang permainan rasa :)

    ReplyDelete
  16. hoho, kalo dilihat2, orang nikah kayaknya mo kawinnya ajah. kalo udah kawinnya selesai, kontrak juga selesai :)

    ReplyDelete
  17. Mas bukankah ketika kita tersenyum hati kita akan menjadi lapang? Dan dengan berhati lapang kita akan senantiasa tersenyumkan? :)

    Menjadi janda bagi sebagian orang adalah kebebasan...
    Tapi ya ia sebelum memutuskan mengikat diri ya dipikirkan baik-baiklah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, tapi pada dasarnya kita tidak tahu, apa itu senyum palsu, kiasan atau tulus :)

      Delete
  18. iman lah pokok utama dari semuanya.. iman membimbing kepada kemuliaan, iman akan bisa mempertahankan kemuliaan, iman akan membuat kita lapang dada, sehingga kita di muliakan,

    ada iman, cinta kepada manusia hanyalah hiasan, bukan lah segalanya, namun dengan iman pula lah cinta jadi indah melebihi segalanya...

    tulisannya sangat bagus..

    ReplyDelete
  19. miris ya.. huhuhuu untungnya belum menikah.dan tidak memutuskan untuk menikah muda..

    ReplyDelete
  20. lama gak main kesini deh....
    memerlukan hati yang benar2 dewasa untuk menyikapi kebahagiaan yg sesungguhnya

    ReplyDelete
  21. tak ada wanita yg ingin mjd janda. Sebuah kegagalan cinta pasti menyakitkan. Tapi hidup terkadang memaksa seseorang utk memilih keputusan yg sulit

    ReplyDelete
  22. Daleeemm..kesimpulannya bagus mas, menerima dengan hati lapang adalah esensi bahagia :)

    ReplyDelete
  23. yah emang dunia ini serba aneh...
    tp semuanya akan jadi sah dan adil atas nama cinta...
    perang atasnama cinta adalah heroik....

    banyak janda karena banyak yg nikah muda...
    kesenangan sesaat...
    aq pernah baca sepuluh ramalan buddha bahwa akhir zaman ditandai dengan seks bebas dan pernikahan muda...

    ReplyDelete
  24. Tulisan cerdas dengan sudut pandang yang ndak biasa, tapi tentu saja cerita ini ndak bisa menggeneralkan saya yakin ndak ada satu pun wanita di dunia ini yang memilih untuk menjadi janda mas, mereka pasti menginginkan kehidupan yang harmonis dengan pasangan mereka, namun sayangnya bagi sebagian wanita ndak seberuntung itu mas :)

    ReplyDelete
  25. kesimpulannya bagus mas; bersyukur.

    ikutilah cinta bila dia memanggilmu,
    meski belati di balik sayapnya akan melukaimu
    #halahgombal

    ReplyDelete
  26. memiliki beberapa teman yang dengan sangat terpaksa mendapat gelar janda, membuat saya memiliki pandangan tersendiri tentang keberadaan mereka.

    saya salut dengan kekuatan wanita-wanita ini menghadapi berbagai macam pandangan masyarakat.

    ReplyDelete
  27. berlapang dada eh tapi kadang sulit juga :)

    ReplyDelete
  28. Mereka menikah bukan didasarkan atas cinta, tapi nafsu.. :P

    ReplyDelete
  29. memainkan kemaluan dengan gaya sensual ya gan, ehm... bisa aja si ente memainkan kata katanya. :D

    ReplyDelete
  30. Kesimpulan yang apik :) cuma kurang srek aja karena seakan2 memandang status janda seperti kesalahan atau mungkin aku salah menangkap maksudnya hehe. Tapi apik tulisannya :)

    ReplyDelete
  31. Aku juga udah melihat gimana mamaku jd janda, i think ini tidak sekedar nafsu dimuka tapi rumah tangga itu pelik, kompleks, dan yang jelas tidak satu pun wanita rela menyandang status janda dgn suka cita. :)

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.