Kehidupan Didaerah Perbatasan






Kita sebagai warga negara Indonesia, saya yakin kita tidak tahu tentang kondisi sesungguhnya di daerah perbatasan Indonesia dengan negara lain. Jangan bayangkan dengan kondisi mewah & sudah terjangkau dengan alat komunikasi & listrik, karena alat transportasi saja sangat sulit di temukan didaerah perbatasan. Kita hanya bisa menjangkau dengan berjalan kaki,menembus lembat hutan rimba & anak sungai yang arusnya sangat deras.

Bagi mereka akses listrik, transportasi,kesehatan & pendidikan adalah barang yang sangat mewah untuk mereka jumpai.Mereka hanya di perhatikan ketika musim Pemilu datang,banyak orang & pejabat yang dating ke daerah mereka guna meminta suara mereka. Tapi setelah pemilu berakhir, daerah mereka tidak akan pernah di kunjungi lagi oleh siapa pun & sunyi sepi di tengah hutan rimba.

Mereka adalah warga negara Indonesia,yang mempunyai hak & kewajiban yang sama seperti kita yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia. Ditengah sibuknya suasana ekonomi & germuruhnya politik yang gaduh, mereka tidak pernah & tidak mau tahu hal tersebut. Karena hal itu semua,tidak akan mengubah kondisi mereka saat ini menjadi lebih baik.

Jangan salahkan mereka, kalau identitas mereka gadaikan demi sebuah kehidupan yang lebih baik karena mereka lebih di hargai di negara orang lain ketimbang di negaranya sendiri. Yang sudah puluhan tahun hidup, tapi tidak pernah di pedulikan keadaan kehidupan mereka oleh para petinggi bangsa kita.



6 comments:

  1. artikel ini sangat menarik...tolong kunjung balik ke blog saya di http://exio-smart.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Jadi teringat pelajaran Geografi jaman SMP dulu :D...Artikel yang menarik.

    DJADOEL NEWS
    http://djadoelnews.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. banyak kasus seperti ini contohnya perbatasan kalimantan dan malaysia,bahkan ringgit pun mereka gunakan sebagai alat pembayaran yang sah,selain rupiah tentunya,artikel yang menarik,love,peace and gaul.

    ReplyDelete
  4. denger2 pemerintah punya program Transmigrasi untuk ditempatkan di daerah perbatasan. keliatannya itu bagus. dimana kalo ada kegiatan ekonomi disana mestinya otomatis daerah perbatasan bisa berkembang

    ReplyDelete
  5. hem miris mendengarnya..
    disinilah sebuah rasa nasionalis dipertaruhkan atau perjuangakan, kalo dia masih punya jiwa nasionalis terhadap indonesia dia pasti akan bertahan untuk tetap jadi WNI ...
    padahal udah ada otda (otonomi daerah) tapi ternyata masih ada yang hidup di bawah kata sejahtera :(

    ReplyDelete
  6. Inilah potret masyarakat perbatasan. Hidupnya bergantung pada alam dan kebaikan negara tetangga daripada negaranya sendiri. Naionalisme sejati, tetap setia menjaga kedaulatan meski diperlakukan seperti anak tiri oleh pemerintah. Harga seliter bensin di Miangas mencapai 15 ribu rupiah, empat kali lipat daripada harga bensin di pulau Jawa.

    ReplyDelete

Komentar anda, secara tidak langsung. Merefleksikan kualitas diri anda yang sebenarnya.